Nusantara; Journal for Southeast Asian Islamic Studies | 2021

BASIS TEOLOGIS BAGI EKOLOGI DI INDONESIA

 

Abstract


Rusaknya ekosistem di Indonesia, diawali oleh adanya pembangunan ekonomi berlandaskan prinsip-prinsip kapitalisme, dilanjutkan oleh Dunia Ketiga awal masa dimasa ekspansi pertama kolonialisme. Selama ini, pendekatan dalam memahami teori lingkungan berbasis pada analisis terpisah ekologi dari manusia. Sehingga model antisipasinya pun tidak terintegrasi satu dengan lainnya. Situasi demikian, memungkinkan adanya kebutuhan pendekatan lain di luar perspektif mainstream, memposisikan manusia dan ekologi sebagai satu kesatuan alam, Postmodernisme menawarkan upaya memahami hal ini, ia menawarkan pendekatan, menolak diskursus pencerahan yang diusung oleh teoritisi modernis. Frank C Lyotard, seorang posmodernis berupaya membongkar metodologi modernism dan mengklaim sebagai disiplin teori yang telah gagal membangun peradaban manusia. Pelajaran penting yang dipetik dari kaum postmodernis, bahwa mereka tak lagi memahami modern, termasuk perspektifmya, sebagai satu-satunya cara pandang tepat memahami krisis ekologi, kaum postmodern menawarkan satu metodologi dengan titik tekannya, manusia kembali pada kearifan tradisional. Bagian terkait, bagi kaum spiritualis, meski tak selalu menganjurkan harus kembali ke tradisional, ia lebih menekankan pada upaya penyatuan manusia dengan ekologi. Argumentasinya berangkat dari surah Al-Qashash : 77, bahwa lingkungan hidup sebagai satu sistem kehidupan dari berbagai elemen saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Sehingga tak satupun elemen kehidupan yang mencapai ruang alam semesta bersifat independen, itu sebabnya, manusia dilarang berbuat kerusakan sekecil apapun, Kerusakan satu elemen bumi otomatis merusak ekosistem lain didalamnya

Volume None
Pages None
DOI 10.24014/nusantara.v17i1.13907
Language English
Journal Nusantara; Journal for Southeast Asian Islamic Studies

Full Text