Archive | 2021

Pemanfaatan Taman Sabang Merah Sebagai Media Edukasi Bagi Karang Taruna Kelurahan Bunut Dalam Mewujudkan Masyarakat Peduli Lingkungan Melalui Usaha Ekonomi Produktif dengan Pendekatan Go Green & Collaborative Approach

 
 
 
 
 
 

Abstract


The waste problem is almost a problem faced by every country in the world. Improper waste handling can cause problems for the surrounding environment. Sabang Merah Park area is an area that is often visited by the people of Sanggau Regency, especially young people. As an area consisting of parks, public facilities, arenas and the presence of unproductive vacant land, there are still facilities that are not maintained and are functioning as well as waste problems. Therefore, it is necessary to handle it so that the area has a positive impact on both the community and the environment. Therefore it is necessary to have an activity called the Utilization of Sabang Merah Park as an Educational Media for the Youth Organization of Bunut Village in Realizing a Community Caring for the Environment through Productive Economic Efforts with a Go Green & Collaborative Approach. Community service which is carried out with various activities and activities is one solution, including education about the environment for the target group, namely the Bunut Village youth organization, environmentally friendly waste processing, processing empty land into productive land so that it becomes a productive economic business for the community. This activity uses the method of seminars, FGDs and training, so that the target group is able to apply science and technology in a real way in the Sabang Merah Park area. The output produced in this activity is in the form of scientific articles published in print / electronic media and seminars on national seminars so that they can become a reference for other parties in applying the same field of science. Key Word: Environment; Go Green; Parks; Utilization. Received: 16 November 2020 Revised: 19 Maret 2021 Available Online: 22 Maret 2021 Ul Qodri, M. Toasin Asha, Utin Nina Hermina, Susilo Susilo, Ferry Faisal, Desvira Zain Pemanfaatan Taman Sabang Merah Sebagai Media Edukasi Bagi Karang Taruna Kelurahan Bunut Dalam Mewujudkan Masyarakat Peduli Lingkungan Melalui Usaha Ekonomi Produktif ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 E-ISSN: 2684-8570| ABDI 2021 Copyright© 2021, By Author 1. Pendahuluan Masalah sampah memang tidak ada habisnya, Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi diseluruh Negara di dunia. Negaranegara maju telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, begitupun bagi pemerintah daerah dimana persampahan merupakan masalah yang betul-betul harus diatasi dan dicari solusi (Sudrajat, 2006). Untuk mengatasi hal tersebut upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan harus segera dilaksanakan. Hal ini bukan menjadi tanggung jawab dari pemerintah saja melainkan tanggung jawab seluruh warga masyarakat. “pilahlah sampah sejak dirumah” (Hartono, 2008). Kalimat itu seharusnya menjadi pengingat kita. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Beragam kegiatan dapat dilakukan sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup salah satunya adalah kegiatan Go Green. Go Green adalah suatu gerakan yang memperhatikan lingkungan. Gerakan ini dapat juga disebut environmentalisme, suatu gerakan sosial yang berusaha menegakkan pelestarian, restorasi, dan memelihara lingkungan alam (Wahyono, 2016). Kabupaten Sanggau memiliki tata kota yang indah, terlebih ibu kota Kabupaten Sanggau sangat menarik untuk di jelajahi setiap jengkal lokasinya, selain kaya akan budaya dan sejarahnya. Sanggau juga memiliki tempat-tempat menarik yang bisa dijadikan planning liburan atau sekedar referensi santai bersama keluarga sambil melepas penat. Salah satunya adalah taman sabang merah yang berlokasi di Kelurahan Bunut Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat. Lokasi taman sabang merah ini terletak kurang lebih 6 kilometer dari kota sanggau. Taman sabang merah ini adalah salah satu icon bagi masyarakat Kota Sanggau. Dilokasi ini bukan hanya taman saja akan tetapi terdapat tempat untuk bermain skateboard, arena bermain, jogging track dan juga beberapa gazebo untuk bersantai. Akan tetapi dilokasi taman sabang merah terdapat beberapa lahan kosong dan arena yang tidak terpakai, tidak terawat dan tidak dimanfaatkan dengan baik seperti tempat sampah, toilet, arena bermain, serta fasilitas lainnya. Sehingga membuat lokasi taman sabang merah mejadi kawasan yang tampak kumuh dan tidak. Walaupun begitu pengunjungn tetap saja ramai yang datang diwaktu tertentu apalagi sore hari, Pada hal taman tersebut awalnya dibuat oleh pemerintah daerah Kabupaten Sanggau untuk fasilitas publik. Namun seiring berjalannya waktu tempat tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya dan pengelolaanya pun seadanya, Di beberapa tempat banyak terdapat sampah-sampah yang tidak dibuang pada tempatnya. Hal ini disebabkan pola hidup dan pola piker pengunjung yang masih belum cinta akankebersihan dan lingkungan sekitar khususnya taman sabang merah. Berdasarkan pengamatan, kami mengamati potensi dan masalah yang ada di lokasi taman sabang merah, kami berinisiatif untuk bekerjasama dan berkolaborasi dengan pihak terkait seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan, wahana lingkungan hidup (WALHI), Dinas Pertanian dan Perkebunan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, serta beberapa komunitas dalam mengelola lokasi dan beberapa arena dan ruang tersebut menjadi kawasan yang berguna sekaligus mengupayakan pelestarian lingkungan dengan meminimalisir dan memanfaatkan sampah menjadi sumber dan ide kreatif. Hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab sebagai agent of change dan social control di tengah lingkungan dan masyarakat. Pemanfataan Sabang Merah dengan go green & collaborative approach menjadi ide kami dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Ada beberapa kegiatan seperti pendampingan dan edukasi kepada masyarakat agar peduli lingkungan khususnya kepada kelompok karang taruna, memanfaatkan ruang dan arena sebagai pusat kegiatan kreatifitas dan inovasi berbasis lingkungan. Pengunjung kami ajak untuk merawat taman, memanfaatkan lahan kosong sekaligus berkreasi dengan menggunakan sampah disekitar wilayah taman sabang merah. Sehingga selain menjaga dan merawat taman, mengolah lahan kosong menjadi lahan produktif dengan melakukan kegiatan Go Green & Collaborative Aproach sebagai upaya pelestarian lingkungan dan meminimalisir masalah sampah sehingga terwujudlah wilayah ruang terbuka hijau taman sabang merah yang asri dan masyarakat peduli lingkungan. Ul Qodri, M. Toasin Asha, Utin Nina Hermina, Susilo Susilo, Ferry Faisal, Desvira Zain Pemanfaatan Taman Sabang Merah Sebagai Media Edukasi Bagi Karang Taruna Kelurahan Bunut Dalam Mewujudkan Masyarakat Peduli Lingkungan Melalui Usaha Ekonomi Produktif ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 E-ISSN: 2684-8570| ABDI 2021 Copyright© 2021, By Author 2. Metode 2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan data observasi dan wawancara pada tahapan survey lokasi dan khalayak PPM 2020, Tim Pelaksana memperoleh data, bahwa Kabupaten Sanggau memiliki tata kota yang indah, terlebih ibu kota Kabupaten Sanggau sangat menarik untuk di jelajahi setiap jengkal lokasinya, selain kaya akan budaya dan sejarahnya. Sanggau juga memiliki tempat-tempat menarik yang bisa dijadikan planning liburan atau sekedar referensi santai bersama keluarga sambil melepas penat. Salah satunya adalah taman sabang merah yang berlokasi di Kelurahan Bunut Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat. Lokasi taman sabang merah ini terletak kurang lebih 6 kilometer dari kota sanggau. Taman sabang merah ini adalah salah satu icon bagi masyarakat Kota Sanggau. Dilokasi ini bukan hanya taman saja akan tetapi terdapat tempat untuk bermain skateboard, arena bermain, jogging track dan juga beberapa gazebo untuk bersantai. Akan tetapi dilokasi taman sabang merah terdapat beberapa lahan kosong dan arena yang tidak terpakai, tidak terawat dan tidak dimanfaatkan dengan baik seperti tempat sampah, toilet, arena bermain, serta fasilitas lainnya. Sehingga membuat lokasi taman sabang merah mejadi kawasan yang tampak kumuh dan tidak. Walaupun begitu pengunjungn tetap saja ramai yang datang diwaktu tertentu apalagi sore hari, Pada hal taman tersebut awalnya dibuat oleh pemerintah daerah Kabupaten Sanggau untuk fasilitas publik. Namun seiring berjalannya waktu tempat tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya dan pengelolaanya pun seadanya, Di beberapa tempat banyak terdapat sampah-sampah yang tidak dibuang pada tempatnya. Hal ini disebabkan pola hidup dan pola pikirpengunjung yang masih belum cinta akan kebersihan dan lingkungan sekitar khususnya taman sabang merah Berdasarkan observasi yang telah di lakukan ke Desa Subah telah teridentifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintahan dan masyarakat Desa Subah. Berdasarkan potensi Desa Subah memiliki potensi tumbuhan berupa banyaknya pohon bambu yang mudah sekali ditemui desa tersebut, objek wisata air terjun yang masih alami yang potensial untuk dikembangkan namun potensi wisata tersebut belum mampu dikembangkan dan dikelola, permasalahan lain di Desa Subah adalah seni tradisi dan budaya sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda sehingga perlu dilestarikan. Untuk itu perlu dilakukan pembinaan dan pendampingan terhadap masyarakat desa Subah dengan strategin dan model pendampingan serta langkah-langkah yang tepat. 2.2. Analisis Kebutuhan Masyarakat Kami mengamati potensi dan masalah yang ada di lokasi taman sabang merah, kami berinisiatif untuk bekerjasama dan berkolaborasi dengan pihak terkait seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan, wahana lingkungan hidup (WALHI), Dinas Pertanian dan Perkebunan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, serta beberapa komunitas dalam mengelola lokasi dan beberapa arena dan ruang tersebut menjadi kawasan yang berguna sekaligus mengupayakan pelestarian lingkungan dengan meminimalisir dan

Volume 3
Pages 61-68
DOI 10.24036/ABDI.V3I1.83
Language English
Journal None

Full Text