Archive | 2019

Makerspace Sebagai Media Literasi Untuk Perpustakaan Sekolah

 
 
 

Abstract


This paper aims to increase the number of visitors to the Nan Sabaris SMPN 1 school library by adding services to the Nan Sabaris SMPN 1 School Library, Nan Sabaris District, Padang Pariaman Regency. The target to be achieved is to provide a maker space for students so that students have a space for creativity to express ideas and creativity in the school library. The method used in this study is a qualitative method with the process of collecting data by interview and field observation. The results obtained in this study are the increasing number of library visitors and the availability of a space in the school library as one of the newest forms of service called makerspace services. Key Word: Library, Makerspace, School Received: 26 November 2019 Revised: 4 Desember 2019 Available Online: 6 Desember 2019 Riya Fatmawati, Melta Nelisa, Habiburrahman Makerspace Sebagai Media Literasi untuk Perpustakaan Sekolah ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 2 E-ISSN: 2684-8570| ABDI 2019 Copyright© 2019, By Author 1. Pendahuluan Makerspace adalah sebuah ruang yang dirancang khusus bagi para individu pembuat produk. Makerspace merupakan istilah yang sudah familiar di negara Amerika dan Inggris yang menyediakan tempat khusus dan didesain secara khusus bagi orang-orang untuk mengeluarkan ide dan berkreasi. Menurut Chan dan Poddick, (2014) mengatakan makerspace merupakan konsep dan latar belakang ruang kegiatan pada sebuah perpustakaan yang menyediakan alat-alat atau perangkat-perangkat yang bisa digunakan, kegiatan pada ruang makerspace adalah selain mencoba mengotak-atik barang yang sudah ada bisa juga membuat kreasi baru yang mungkin belum pernah ada sebelumnya. Makerspace sangat membantu siswa dalam menuangkan ide-ide yang mereka miliki, dan bisa mengasah dan mengembangkan keterampilan yang ada sehingga siswa dibekali dengan keterampilan yang bermanfaat. Berdasarkan penelitian Mann, L. (2018) yang dilakukan di Texas pada tahun 2018 mengatakan 65% pada saat ini anak usia sekolah akan lebih mapan dalam bekerja dan berkarir jika mereka tidak hanya fokus pada penelusuran informasi akan tatapi memiliki karya dan mempunyai keterampilan. Oleh sebab itu, ada baiknya di perpustakaan sekolah disediakan layanan makerspace yang bisa menambah keterampilan siswa karena ruang makerspace tidak hanya untuk sekedar ruang mendapatkan informasi saja akan tetapi mereka bisa mengolah informasi tersebut menjadi sebuah kreatifitas yang bisa menambah keterampilan, tidak hanya itu pengelola perpustakaan sekolah dituntut lebih bisa mengembangkan diri dan memiliki keteampilan khusus yang bisa dibagi untuk siswa yang datang keperpustakaan, pengelola perpustakaan dituntut untuk memenuhi layanan perpustakaan yang sesuai dengan trend dan perkembangan zaman. Adapun salah satu model layanan perpustakaan terbaru saat ini adalah perpustakaan mempunyai sebuah ruang untuk makerspace. Makerspace bisa menjadikan perpustakaan menjadi sebuah ruangan yang siap berinteraksi dengan antar pengunjung lainnya, dan tidak lagi menjadikan perpustakaan sebagai ruang senyap, melainkan sebagai ruang yang penuh dengan ekspresi dan terbuka bagi siapa saja untuk menembangkan diri dan berkreatifitas dengan menghasilkan produk-produk inovatif terbaru. Menurut Yusuf (2007:2) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada dilingkungan sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarkat dilingkungan sekolah yang bersangkutan. Hal senada juga tertera dalam Standar Perpustakaan Sekolah (SNI 7329-2009), perpustakaan sekolah bertujuan menyediakan pusat sumber belajar sehingga dapat membantu pengembangan dan peningkatan minat baca, literasi informasi, bakat, dan kemampuan peserta didik. Perpustakaan sekolah bertujuan Untuk menyediakan sumber informasi dan tempat belajar sehingga dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan minat baca dan mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Berdasarkan observasi awal pada perpustakaan SMPN 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang pariaman ditemukan permasalahan sebagai berikut, pertama kurang maksimalnya layanan yang diberikan oleh pengelola perpustakaan sekolah kepada siswa, hal ini terlihat dari jenis layanan yang ada pada perpustakaan sekolah yang menyediakan layanan baca ditempat dan layanan peminjaman. Untuk layanan baca siswa hanya bisa menggunakan waktu istrihat saja sehingga ini sangat menghambat siswa untuk melakukan aktifitas membaca di sekolah. Sedangkan untuk layanan peminjaman hanya boleh dilakukan oleh wali kelas siswa dan hal ini sangat tidak memungkinkan siswa dapat berkembang dan memiliki keterampilan. Tabel 1. Jenis Layanan yang ada pada perpustakaan sekolah SMPN 1 Nan Sabaris No. Jenis Layanan Jam Buka 1. Layanan Baca Senin-Jumat 08.00 – 13.00 2. Layanan Sirkulasi Senin-jumat 08.00 – 13.00 Dari table diatas dapat dilihat bahwa jenis layanan yang ada pada perpustakaan sekolah SMPN 1 Nan Sabaris adalah layanan baca ditempat saja yang dibuka setiap hari senin sampai dengan hari jumat Riya Fatmawati, Melta Nelisa, Habiburrahman Makerspace Sebagai Media Literasi untuk Perpustakaan Sekolah ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 2 E-ISSN: 2684-8570| ABDI 2019 Copyright© 2019, By Author dari pukul delapan pagi sampai pukul satu siang, sedangkan untuk waktu istirahat petugas siswa tetap diperbolehkan masuk keruang perpustakaan untuk membaca buku dengan catatan siswa harus menjaga kebersihan ruang perpustakaan. Gambar 1. Layanan peminjaman buku pada perpustakaan sekolah SMPN 1 Nan

Volume 1
Pages 77-83
DOI 10.24036/abdi.v1i2.19
Language English
Journal None

Full Text