Gesture | 2019

MAKNA TEKS MEUDIKEE ANGGOK DILIHAT DARI KONSEP BILDUNG DAN SENSUS COMMUNIS MENURUT GADAMER DI DAYAH DARUL HUDA DESA BAYI KECAMATAN TANAH LUAS KABUPATEN ACEH UTARA

 
 

Abstract


Penelitian ini membahas tentang makna teks meudikee anggok dilihat dari konsep bildung dan sensus communis menurut gadamer. Bertujuan untuk mendeskripsikan makna teks meudikee anggok dilihat dari konsep bildung dan sensus communis menurut gadamer. \nTeori-teori yang digunakan pada hasil penelitian yaitu teori Teks dan Hermeneutika menurut Gadamer. Hermeneutika merupakan teori yang digunakan untuk melakukan interpretasi, dalam hal ini dilihat dari konsep bildung yaitu bentuk atau pembentukan, dan sensus communis yaitu perasaan yang benar dan kebaikan umum yang ditemukan dalam masyarakat sebagai pemilik ritual. \nWaktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan September 2017. Tempat penelitian di Desa Bayi Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara, Populasi yaitu seniman-seniman, tokoh masyarakat dan anak dzikir yang berjumlah 180 orang dan Sampel adalah Aneuk Dikee berjumlah 20 orang, pimpinan dan tengku dayah darul huda berjumlah 2 orang, dan Geuchik gampong bayi sehingga sampel pada penelitian ini berjumlah 23 orang. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. \nBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan makna teks meudikee anggok dilihat dari konsep bildung dan sensus communis. Pada konsep bildung berupa gerak, lantunan dzikir dan busana. Pada konsep sensus communis yaitu kesepakatan-kesepakatan masyarakat. Makna yang terdapat pada gerak adalah berserah diri, memohon, memberi hormat, menghargai, ikhlas, semangat, setuju, menghargai, melindungi, tangguh, meminta. Makna yang terdapat pada lantunan dzikir adalah bersyukur, penghormatan, memuliakan, mendoakan, memohon, meminta maaf, pengorbanan, perjuangan, rasa cinta, kesetiaan, keikhlasan, meminta berkah, berharap. Makna yang terdapat pada busana adalah bersih, suci, kekuatan, kematian, ketegasan, penutup aurat, kesopanan dan penutup kepala. Makna teks yang terdapat pada konsep sensus communis dapat dilihat dari musyawarah dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan yang mengandung makna kerjasama, kekompakan dan menghormati. Masyarakat saling bergotong royong untuk mempersiapkan Meunasah dan wanita mempersiapkan makanan untuk dibawa ke meunasah. Adapun maknanya yaitu ikhlas, saling memberi gotong royong, bahagia, semangat dan gembira

Volume 7
Pages 52-58
DOI 10.24114/SENITARI.V7I2.13303
Language English
Journal Gesture

Full Text