Archive | 2019

Interpretation of Near Surface Based on the Magnetic Data at Geothermal Area, Jaboi, Sabang

 
 
 

Abstract


Telah dilakukan penelitian geofisika menggunakan metode magnetik untuk mendapatkan struktur bawah permukaan di daerah prospek panas bumi Jaboi, Sukajaya, Kota Sabang. Pengukuran medan magnetik total dilakukan pada 40 titik menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM). Daerah Jaboi memiliki sudut inkinasi -4.416 dan deklinasi -0.875 dengan nilai medan magnetik total berkisar antara 41550 hingga 42600 nT. Untuk mendapatkan nilai anomali magnetik dilakukan koreksi diurnal dan koreksi IGRF ( International Geomagnetic Reference Field ). Setelah koreksi dilakukan diperoleh nilai anomali magnetik daerah panas bumi Jaboi antara -200 nT sampai dengan -950 nT. Selanjutnya hasil anomali magnetik ini digunakan dalam memodelkan struktur bawah permukaan dengan panjang lintasan 1800 m dari Tenggara-Barat Laut. Berdasarkan interpretasi data anomali magnetik menunjukkan daerah penelitian didominasi oleh anomali rendah yang berarti daerah manifestasi panas bumi. Interpretasi anomali tinggi dan rendah menunjukkan adanya patahan yang diduga sebagai patahan Ceuneuhot. Dari hasil pemodelan 2D menggunakan software Mag2DC, menunjukkan bahwa terdapat 5 lapisan dengan kedalaman 0 - 1000 m. Lapisan-lapisan ini adalah soil ( = 0,00 x 10 -6 SI), andesit terubah ( \xa0= 13,408 x 10 -6 SI), breksi tufa terubah ( \xa0= 12,686 x 10 -6 SI), andesit terubah ( \xa0= 13,423 x 10 -6 SI) dan breksi andesit ( \xa0= 13,535 x 10 -6 SI). Melalui pemodelan ini diyakini zona patahan adalah patahan Ceuneuhot. Geophysical reasearch by using magnetic method was done in order to obtain subsurface structure of geothermal prospect area Jaboi, Sukajaya, Sabang City. The measurement of total magnetic field was taken at 40 points using Proton Precession Magnetometer (PPM) . Jaboi area has an inklination angle -4.416 and declination angle -0.875 which has total magnetic field range between 41550 to 42600 nT. Diurnal Correction and IGRF (International Geomagnetic Reference Field) correction was used to obtain magnetic anomalies. The values of magnetic anomalies in Jaboi Geothermal Area is -200 to -950 nT. The result of magnetic anomalies was used to modelled the subsurface structure with profile distance is about 1800 m from Southeast to Northwest. Based on the magnetic anomalies data, the reaserch area dominated by low anomalies that indicated geothermal manifestation area. High and low magnetic anomalies indicated a fault that estimated as Ceuneuhot fault. From the result of 2D modelling using software Mag2DC, showed that the research area consist of 5 subsurface structure from 0 – 1000 m depth. The layers are soil ( = 0.00 × 10 -6 SI), altered andesite ( \xa0= 13.408 × 10 -6 SI), altered breccia-tuff ( \xa0= 12.686 × 10 -6 SI), altered andesite ( \xa0= 13.423 × 10 -6 SI), and breccia-andesite ( \xa0= 13.535 × 10 -6 SI). Also from the model was\xa0 obtained the Ceuneuhot fault zone.\xa0 Keywords : Magnetik, Anomali Magnetik, Struktur Bawah Permukaan, Panas Bumi

Volume 8
Pages 90-93
DOI 10.24815/jacps.v8i3.14550
Language English
Journal None

Full Text