Archive | 2021

STABILITAS ZAT WARNA ALAM DAN KADAR TANIN DARI BONGGOL TANAMAN PISANG BATU (Musa Balbisiana)

 
 

Abstract


Penggunaan zat warna sintetis pada industri tekstil dapat menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan oleh pewarna sintetis menyebabkan pencemaran lingkungan karena terdapat senyawa yang bersifat karsinogenik sehingga apabila limbah tersebut dibuang ke lingkungan akan menjadikan air bau, dampaknya terjadi penipisan oksigen terlarut, kualitas perairan menurun dan kematian makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan zat warna sintetis, maka digunakan zat warna alam yang lebih ramah lingkungan. Bonggol pisang merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia yang dapat digunakan sebagai alternatif zat warna alam. Kandungan kimia yang terdapat pada bonggol pisang antara lain adalah tanin dan flavonoid (Putra, 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah menguji stabilitas zat warna alam bonggol pisang terhadap perbedaan lamanya ekstraksi, penambahan peroksida, pengaruh pH, dan jenis pelarut yang digunakan, serta menghitung kadar tanin yang terdapat pada ekstrak bonggol pisang. Untuk menguji stabilitas zat warna dan menentukan kadar tanin digunakan spektrofotometer uv-vis. Dari hasil penelitian lama ekstraksi, penambahan oksidator, pengaruh pH dan jenis pelarut mempengaruhi kestabilan warna dari zat warna alam bonggol pisang. Kadar tannin total pada ekstrak air bonggol pisang pada perendaman 24 jam diperoleh Sebesar 16,443 ± 0,428 GEA/g dan kadar tannin pada ekstrak etanol perendaman 8 jam diperoleh sebesar 194,919 ± 24,094 GEA/g.

Volume 43
Pages 44-49
DOI 10.24817/JKK.V43I1.6760
Language English
Journal None

Full Text