Archive | 2021

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM FORTIKASI PANGAN ORGANIK BERBASIS PANGAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA

 
 
 
 

Abstract


Pandemi Covid-19 dapat meningkatkan prevalensi stunting pada balita. Penurunan tingkat perekonomian masyarakat berdampak terhadap rendahnya penyediaan pangan di tingkat rumah tangga baik secara jumlah maupun kualitas gizinya.\xa0 Jika tidak dilakukan upaya strategis secara lintas sektor, maka kondisi ini dapat mengancam keberhasilan target penurunan prevalensi balita stunting (pendek) di Indonesia yaitu\xa0 dari 30,8% (2018) menjadi 14% (2024). Mitra dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Dinas Ketahanan Pangan, Kabupaten Bekasi yang menggerakaan kader posyandu di berbagai kecamatan di Kabupaten Bekasi. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah melakukan pemberdayaan terhadap kader posyandu dalam fortifikasi pangan organik berbasis pangan lokal untuk mencegah terjadinya stunting pada balita. Metode kegiatan dilakukan melalui pemberdayaan kader posyandu di Kabupaten Bekasi sebanyak 16 orang.\xa0 Kegiatan dilakukan pada bulan Juni 2021, yaitu terdapat 2 (dua) sessi: 1) pemberian edukasi mengenai stunting dan fortifikasi pangan organik, dan 2) pemberian keterampilan dalam membuat produk fortifikasi pangan organik dengan menggunakan bahan baku lokal yang tersedia secara berlimpah di Kabupaten Bekasi yaitu ikan lele untuk pangan hewani, dan tepung singkong untuk pangan nabati. Saat pemberian keterampilan, kader posyandu dibagi menjadi 4 (empat) kelompok kecil. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatknya rata-rata skor pengetahuan kader posyandu secara signfikan (p-value=0,001) yaitu dari 67.1 menjadi 80.4. Keterampilan kader posyandu dapat dinilai dari keberhasilan produk fortifikasi pangan organic berbasis pangan lokal dihasilkan yaitu dengan membuat abon lele dan cireng isi (abon lele). Fortifikasi pangan berbasis pangan lokal perlu dilakukan dengan memberdayakan masyarakat secara luas dan melibatkan multisektor untuk menurunkan prevalensi balita s tunting .

Volume 4
Pages 1-10
DOI 10.24853/JPMT.4.1.1-10
Language English
Journal None

Full Text