Archive | 2019

PEMETAAN HABITAT POTENSIAL HERPETOFAUNA PADA DAERAH TERDAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI 2010

 

Abstract


Integrasi data penginderaan jauh (PJ) dan sistem informasi geografis (SIG) banyak dimanfaatkan untuk evaluasi kualitas dan kesesuaian habitat satwa liar. Hal ini penting dilakukan pada daerah yang mengalami perubahan habitat karena berpengaruh terhadap satwa liar yang mendiami daerah tersebut. Pada tahun 2010, Gunung Merapi mengalami erupsi besar yang berdampak terhadap kerusakan vegetasi dan perubahan habitat. Kondisi vegetasi mempengaruhi iklim mikro terhadap satwa liar yang ternaungi di bawahnya. Herpetofauna (amfibi dan reptilia) bersifat sensitif terhadap perubahan iklim mikro dan rentan terhadap kerusakan habitat dan bencana alam karena daerah jelajahnya yang lebih sempit daripada burung dan mamalia. Penelitian ini dilakukan untuk memetakan potensi habitat, menduga tingkat kontribusi parameter, dan potensi kesesuaian habitat herpetofauna pada lokasi yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Pemanfaatan citra Landsat-5 TM dan data geospasial digunakan untuk merepresentasikan parameter lingkungan dalam membangun model habitat potensial herpetofauna. Pemodelan habitat menggunakan algoritma maximum entropy (MaxEnt) yang mengacu pada kehadiran herpetofauna. Berdasarkan hasil pemodelan, potensi habitat herpetofauna berada pada lereng selatan hingga barat daya Gunung Merapi. Parameter dengan kontribusi tinggi yaitu jarak dari pemukiman, PL, dan jarak dari sungai. Wilayah Gunung Merapi yang terkena dampak ringan diduga masih sesuai sebagai habitat herpetofauna karena cenderung tertutup oleh vegetasi dan berdekatan dengan perairan.

Volume 3
Pages 497-510
DOI 10.24895/SNG.2018.3-0.1002
Language English
Journal None

Full Text