Archive | 2019

PERUBAHAN SISTEM SETTING TERHADAP PERKEMBANGAN AKTIVITAS PASCA REVITALISASI DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS KOTA PONTINAK

 
 

Abstract


Kota Pontianak memiliki luas 107,82 km2 terdiri dari 6 kecamatan dan 29 kelurahan dengan populasi 618.388 jiwa (Kota Pontianak Dalam Angka 2017). Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tersebar pada beberapa kelurahan terutama di Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Timur. Faktor utama adalah migrasi penduduk yang menjadikan Kota Pontianak sebagai kota metropolitan yang padat sehingga rentan menyebabkan disparitas antar wilayahnya. Kota Pontianak masuk dalam RPJMN 2015-2019 sebagai salah satu Kota yang masuk dalam perencanaan Kota Baru yang akan direvitalisasi. Hal ini sejalan dengan RTRW 2013-2033 Kota Pontianak dalam pasal 5 strategi ke-7, dengan strategi meningkatkan aspek ekonomi, sosial budaya pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi diantaranya mengembangkan kegiatan pariwisata rekreasi dan perlindungan alam di kawasan pinggiran dan badan sungai kapuas dengan konsep waterfront city. Wilayah permukiman yang direvitalisasi dan direlokasi adalah Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Timur. Setiing permukiman tepian sungai yang sudah terbentuk dari ratusan tahun lalu kini berubah fungsi dan nilainya. Kawasan permukiman identik dengan budaya melayu dengan ciri khas berdiri diatas air merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang. Pemerintah menginisiasikan program revitalisasi ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan meningkatkan nilai budaya serta mengurangi daerah kumuh., Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan kondisi sebelum dan sesudah revitalisasi di Tepian Sungai Kapuas dan mengkomparasikannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis yang digunakan adalah perbandingan kondisi sebelum dan sesudah (before and after comparations). Setelah itu, beberapa perubahan tersebut dituangkan kedalam sketsa model bantuan analisis pemetaan perilaku. Perubahan aktivitas pada sistem setting dipengaruhi oleh komponen fix, komponen semi fix dan komponen non-fix, hubungan anter elemen sangat berkaitan satu dengan yang lain, sehingga terbentuk sistem setting di Tepian Sungai Kapuas yang pasca revitalisasi.

Volume 3
Pages 689-696
DOI 10.24895/SNG.2018.3-0.1027
Language English
Journal None

Full Text