Archive | 2021

PENGENDALIAN PERMUKIMAN DATARAN TINGGI BERBASIS MITIGASI BENCANA LONGSOR (Studi Kasus di Kelurahan Tiro Sompe, Kota Parepare)

 
 
 

Abstract


Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan permukiman berkembang di dataran tinggi yang berpotensi longsor (±0,8% per tahun). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi dan analisis SWOT. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan kondisi permukiman terhadap lokasi wilayah dataran tinggi rawan longsor, menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tetap bermukimnya masyarakat pada wilayah dataran tinggi rawan longsor, dan merekomendasikan arahan pengendalian permukiman dataran tinggi rawan longsor berbasis mitigasi bencana. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat ±958 rumah dengan luas ±9,32 ha pada wilayah kemiringan lereng >15% yang berkepadatan tinggi, jenis tanahnya regosol, jenis batuannya batuan gunung api dan alluvium yang rentan terhadap longsor, iklim dan curah hujan tinggi, serta vegetasi yang tidak memadai. Pola permukiman berkembang pada lereng yang sangat terjal tanpa dilengkapi sistem konstruksi permukiman secara terasering dan disebabkan karena antar penghuni memiliki hubungan kekerabatan yang sangat kuat. Faktor-faktor pengaruh tetap bermukimnya masyarakat adalah tingkat pendidikan rendah, kultural historis lokasi hunian sangat kuat, interaksi sosial kuat, kenyamanan sosial tinggi, pekerjaan mayoritas buruh dan IRT, kepemilikan lahan pribadi, dan bermukim >15 tahun. Faktor yang pengaruhnya dominan yaitu kenyamanan bermukim, interaksi sosial, lama bermukim, dan tingkat pendidikan. Pengendalian permukiman berbasis mitigasi bencana longsor dapat diarahkan dengan menata kembali secara terasering, sosialisasi, dan penanaman vegetasi.

Volume None
Pages 481-490
DOI 10.24895/SNG.2020.0-0.1162
Language English
Journal None

Full Text