Archive | 2019

Hubungan tingkat keparahan sepsis dengan diabetes melitus terkontrol dan tidak terkontrol menggunakan parameter Hba1c di Rumah Sakit Royal Taruma Jakarta Barat periode 2015-2017

 
 
 

Abstract


Diabetes Melitus adalah salah satu permasalahan kesehatan dunia yang memiliki efek jangka panjang yang buruk jika tidak ditangani dengan baik. Salah satu permasalahan yang dapat timbul adalah defek pada sistem imunitas tubuh, sehingga menjadi faktor predisposisi untuk mengalami infeksi yang berat. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar tingginya kejadian sepsis yang berat pada pasien Diabetes Melitus yang tidak terkontrol.\xa0 Faktor\xa0 utama\xa0 penyebab\xa0 keparahan\xa0 sepsis\xa0 pada\xa0 pasien\xa0 tersebut\xa0 adalah karena aktivasi faktor koagulasi di jaringan sehingga meningkatkan fragmen-fragmen protrombin. Hal ini akan diperburuk jika terdapat kontrol darah yang buruk pada pasien Diabetes Melitus. Oleh karena itulah digunakan parameter HbA1c yang dapat merepresen-tasikan kontol gula darah jangka panjang sekaligus menjadi prediktor dari tingkat keparahan sepsis pada pasien Diabetes Melitus. Metode penelitian adalah analitik observasional, dengan desain\xa0 cross-sectional . Hasil penelitian menunjukkan pasien Diabetes Melitus dengan glukosa darah terkontrol mengalami tingkat kejadian sepsis yang lebih parah, yaitu s evere s epsis dan syok sepsis. Ditemukan kemaknaan perbedaan tingkat kejadian sepsis secara statistik ( p =0,01). Sebagai\xa0 kesimpulan, pasien Diabetes Melitus dengan gula darah tidak terkontrol terbukti mengalami tingkat kejadian sepsis yang lebih parah dibandingan dengan yang terkontrol, sejalan dengan kadar HbA1c nya.

Volume 1
Pages 277-290
DOI 10.24912/TMJ.V1I2.3827
Language English
Journal None

Full Text