Archive | 2021

Perbandingan Life Cycle Cost Perkerasan Kaku Dan Lentur (Studi Kasus: Jalan Lintas Selatan Jarit-Puger STA 25+500-STA 40+400)

 
 
 

Abstract


Pada Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang sampai dengan pesisir Pantai Puger, Kabupaten Jember akan direncanakan pembangunan Jalan Lintas Selatan. Jalan ini akan dibangun dari STA 25+500 sampai dengan STA 40+400 dengan nilai CBR pada tanah dasar 22,7%. Perbedaan penggunaan jenis perkerasan akan menghasilkan nilai life cycle cost yang berbeda pula, nilai life cycle cost yang minimum merupakan salah satu kriteria yang harus dipenuhi dalam merencanakan perkerasan jalan. Menghitung nilai life cycle cost setiap jenis perkerasan bertujuan untuk mendapatkan desain perkerasan yang paling efisien. Dalam merencanakan tebal struktur perkerasan dibutuhkan data sekunder berupa nilai California Bearing Ratio (CBR) dan lalu lintas harian rata-rata. Data-data tersebut diolah sesuai dengan pedoman Manual Desain Perkerasan Jalan 2017. Rancangan anggaran biaya dihitung dengan analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) Provinsi Jawa Timur, sehingga didapatkan biaya konstruksi tiap perkerasan.\xa0 Nilai life cycle cost didapatkan dengan menambahkan biaya konstruksi dan biaya pemeliharaan. Selanjutnya dibutuhkan nilai tingkat inflasi dan nilai suku bunga untuk menghitung nilai discounted life cycle cost. Berdasarkan hasil analisis didapatkan perkerasan lentur terdiri atas lapis pondasi agregat kelas A 130 mm, AC Base 115 mm, AC BC 60 mm dan AC WC 40 mm, sedangkan struktur perkerasan kaku terdiri dari lapisan drainase 150 mm, LMC 100 mm, dan pelat beton 195 mm dengan tie bars diameter 16 mm dan serta dowel diameter 36 mm. Nilai discounted life cycle cost perkerasan lentur sebesar Rp162.834.408.862 dan perkerasan kaku sebesar Rp64.501.092.789. Perkerasan lentur membutuhkan biaya lebih banyak daripada perkerasan kaku.

Volume 17
Pages 164-175
DOI 10.25077/JRS.17.2.164-175.2021
Language English
Journal None

Full Text