Archive | 2019

Perbandingan validitas tes Vo2max antara metode maksimal dan sub-maksimal pada remaja

 

Abstract


Pengukuran VO 2 max secara langsung sangat membutuhkan biaya yang mahal dalam menganalisis gas, sehingga pengukuran secara tidak langsung atau prediksi dengan metode maksimal dan sub-maksimal dapat dijadikan alternatif untuk mengukur VO 2 max . Validitas tes VO 2 max , baik metode maksimal dan sub-maksimal sudah pernah dihitung akan tetapi secara terpisah pada populasi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan membandingkan validitas dari tes VO 2 max metode maksimal dan sub-maksimal menggunakan subjek yang sama dengan waktu yang hampir sama. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah concurrent validity dengan Astrand Treadmill Test sebagai tes pembanding. 40 mahasiswa laki-laki (rerata usia 19,2 ± 0,6 tahun; rerata berat badan 68,3 ± 5,2 kg) dari Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Negeri Malang secara sukarela untuk berpartisipasi. Rerata hasil tes VO 2 max masuk kriteria good (45,2-50,9 ml. kg -1 .min -1 ) dan excellent (51.0-55.9 ml. kg -1 .min -1 ). Validitas dari MFT (0,88; p value = 0,037), Balke Test (0,90; p value = 0,003), Cooper Test (0,91; p value = 0,001) yang mewaliki tes metode maksimal. Validitas tes VO 2 max metode sub-maksimal diwakili Queens test sebesar 0,77 dengan p value = 0,067 dan Rockport test sebesar 0,75 dengan p value = 0,071. Validitas tes VO 2 max metode maksimal lebih akurat dalam memprediksi besaran VO 2 max daripada metode submaximal.

Volume 2
Pages 37-41
DOI 10.25273/JPOS.V2I1.2724
Language English
Journal None

Full Text