Archive | 2019

Pola Migrasi dan Integrasi Penduduk di Wilayah Perbatasan Indonesia- Malaysia

 

Abstract


Kertas kerja ini bertujuan untuk mengungkap pola migrasi penduduk antar negara, terutama di wilayah perbatasan Jagoi Babang, Indonesia dengan Serikin, Malaysia dan untuk menggambarkan bentuk-bentuk integrasi penduduk antara kedua negara. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan teknik observasi dengan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus migrasi dari Indonesia ke Malaysia dipengaruhi oleh dua faktor penentu utama, yaitu motif ekonomi dan motif budaya. Ada tiga pola migrasi yang terjadi di perbatasan. Pola pertama adalah pola migrasi yang dilakukan oleh warga yang berasal dari luar daerah perbatasan dan berprofesi sebagai pedagang di Pasar Serikin, Malaysia Timur. Pola ini termasuk migrasi tidak permanen tetapi tidak dikategorikan sebagai migrasi komuter dan sirkuler. Yang kedua adalah migrasi yang dilakukan oleh warga di wilayah perbatasan Jagoi Babang. Mereka dapat dikategorikan sebagai migrasi pulang pergi (komuter). Pola lainnya adalah migrasi penduduk yang menikah dengan warga negara Malaysia. Mereka cenderung melakukan migrasi non-permanen. Ada berbagai pola integrasi di antara penduduk perbatasan kedua negara \xa0seperti di sektor ekonomi dan perdagangan, pendidikan, kesehatan, kegiatan budaya, dan perkawinan silang. Perkawinan antar negara dianggap memiliki dampak positif pada penduduk di daerah perbatasan karena memudahkan mereka untuk mengakses fasilitas publik yang tersedia di Malaysia, misalnya pada pendidikan, kesehatan, dan fasilitas publik lainnya secara gratis atau dengan biaya rendah. Pada dasarnya, penduduk Indonesia merasa nyaman dengan semua akses layanan publik yang disediakan oleh Malaysia. Di sisi lain, mereka masih memiliki rasa nasionalisme yang tinggi sebagai warga negara Indonesia. Kata kunci : bentuk migrasi, integrasi, perbatasan

Volume 24
Pages None
DOI 10.26418/proyeksi.v24i1.2457
Language English
Journal None

Full Text