Archive | 2021

Hibriditas, Mimikri, dan Ambivalensi dalam Novel Layla Karya Candra Malik dan Relevansinya dalam Pemelajaran Bahasa Indonesia di SMA: Kajian Poskolonialisme

 
 

Abstract


This study aims to examine postcolonialism in Candra Malik s novel Layla . Postcolonialism is meant by forms of hybridity, mimicry and ambivalence. In addition, this study will also link the relevance of postcolonialism in Layla with Indonesian language learning in high school. This study used descriptive qualitative method. This method is used to describe and explain forms of hybridity, mimicry, and ambivalence in Candra Malik s Layla and its relevance to Indonesian language learning in high school. The strategy used is content analysis. The results showed that there were forms of hybridity in the form of social status, education, marriage and food. The forms of mimicry include marriage, language, clothing, lifestyle, names and buildings. The form of ambivalence is in the form of work, education and household. Postcolonialism in Layla has relevance to Indonesian language learning in high school. The results of the postcolonial study of Layla can be used as teaching material on the basic competence of analyzing the language of a story or historical novel in XII grade. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji poskolonialisme dalam novel Layla karya Candra Malik. Poskolonialisme yang dimaksud adalah bentuk-bentuk hibriditas, mimikri, dan ambivalensi. Selain itu, penelitian ini juga akan mengaitkan relevansi poskolonialisme dalam novel Layla dengan pemelajaran bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk-bentuk hibriditas, mimikri, dan ambivalensi dalam novel Layla dan relevansinya dengan pemelajaran bahasa Indonesia di SMA. Strategi yang digunakan adalah analisis konten/isi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat bentuk hibriditas berupa status sosial, pendidikan, pernikahan, dan makanan. Bentuk mimikri berupa pernikahan, bahasa, pakaian, gaya hidup, nama, dan bangunan. Bentuk ambivalensi berupa pekerjaan, pendidikan, dan rumah tangga. Poskolonialisme dalam novel Layla memiliki relevansi dengan pemelajaran bahasa Indonesia di SMA. Hasil kajian poskolonial novel Layla ini dapat dijadikan bahan ajar untuk menganalisis secara kebahasaan cerita atau novel sejarah di kelas XII.

Volume 16
Pages None
DOI 10.26499/SURBET.V16I1.236
Language English
Journal None

Full Text