Archive | 2019

KAJIAN SICK BUILDING SYNDROME

 

Abstract


Sick Building Syndrome merupakan salah satu istilah yang jarang digunakan di Indonesia sehinggabanyak orang tidak mengetahui apa artinya. Sick Building Syndrome (SBS) adalah istilah yangmengacu pada sejumlah gejala alergi yang mempengaruhi sebagian pekerja kantor dalam suatugedung selama mereka berada di dalam gedung tersebut dan secara berangsur menghilang setelahmereka meninggalkan gedung. Gejala-gejala gangguan kesehatan yang sering dialami pekerja yangbekerja dalam ruang kantor di antaranya adalah iritasi mata, iritasi hidung, iritasi tenggorokan, pilek,bintik merah pada kulit, sakit kepala, mual, batuk, dan bersin-bersin. Gejala-gejala ini dinyatakansebagai SBS apabila gejala tersebut minimal dialami oleh 20% dari pekerja kantor yang berada didalam gedung. SBS muncul apabila terjadi kondisi lingkungan yang tidak sehat di dalam ruang kerjaatau gedung. Hal ini didasarkan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli dalamgedung-gedung perkantoran yang memiliki berbagai fasilitas modern di dalamnya dan sistem ventilasiyang menggunakan air conditioning. Tulisan ini membahas gejala-gejala SBS yang dialami olehpekerja, sumber pencemar potensial dari dalam gedung, penyebab dan dampak dari SBS, studi kasusserta cara-cara pencegahan dan penanggulangan yang dapat dilakukan oleh para pengelola gedunguntuk menangani SBS. Dari studi kasus yang ditinjau ditemukan adanya gejala SBS di Jakarta,sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan yang signifikan. Dengan demikiandapat dicapai lingkungan kerja yang sehat yang dapat meningkatkan kinerja para pekerja, danmemberikan keuntungan baik bagi pekerja maupun bagi pengusaha. Kata kunci: Sick building syndrome, Air conditioning, Gedung, Perkantoran.

Volume 3
Pages 158-173
DOI 10.28932/JTS.V3I2.1286
Language English
Journal None

Full Text