Archive | 2021

Analisis Potensi Tsunami di Lombok Utara

 

Abstract


Sesar Flores merupakan pemicu gempa bumi pada tanggal 5 Agustus 2018 di Pulau Lombok. Dilaporkan bahwa gempa bumi dengan kekuatan 7,0 Mw saat itu, telah menyebabkan tsunami kecil dengan ketinggian 13,5 cm di pesisir pantai Desa Carik, Lombok Utara. Studi ini bertujuan untuk mensimulasikan potensi bahaya tsunami yang berasal dari aktivitas sesar Flores menggunakan pemodelan tsunami COMCOT v1.7 untuk mengestimasi potensi tinggi tsunami, waktu tiba tsunami, dan potensi area terdampak tsunami. Data historis untuk pusat gempa bumi dalam simulasi adalah gempa bumi pada tanggal 2 September 2018, dengan asumsi kekuatan gempa 7,0 Mw. Berdasarkan data gempa bumi diatas, parameter yang dipilih berupa kedalaman sumber gempa 14 km, luas patahan 47,9 x 15,9 km, dislokasi 2,5 m, dan parameter strike 284o, dip 64o, dan slip 88o. Layer simulasi dibagi menjadi 3 berdasarkan sistem model bersarang, dengan reolusi masing-masing 464 m, 232 m, dan 77 m. Data batimetri diperoleh dari GEBCO dengan resolusi 15-arcsecond. Waktu simulasi penjalaran tsunami yang dilakukan selama 30 menit, menghasilkan tinggi tsunami awal sebesar 0,9 m. Tinggi tsunami maksimum yang teramati di darat adalah 1–2,5 m. Estimasi waktu tiba gelombang pada pesisir Lombok Utara, adalah 3 sampai 13 menit. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan Bayan, Kayangan, Tanjung, dan Gangga berpotensi terkena dampak tsunami. Tinggi maksimum dan kecepatan waktu tiba tsunami di Lombok Utara sangat berpotensi merusak dan dapat menimbulkan korban jiwa, sehingga perlu upaya mitigasi seperti sosialisasi dan pelatihan dalam menghadapi bahaya tsunami, penanaman vegetasi pantai yang sesuai dengan substrat di pantai, dan membangun pemecah gelombang lepas pantai.

Volume 13
Pages 113-126
DOI 10.29244/JITKT.V13I1.29336
Language English
Journal None

Full Text