Archive | 2019

Perbandingan Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe. Var. Rubrum), Gingerol dan Shogaol sebagai Anti-Toksoplasma terhadap Parasit Toxoplasma Gondii Secara In-Vitro

 
 
 
 

Abstract


Metode ekstraksi dan jenis pelarut yang digunakan akan berdampak pada proses penarikan komponen aktif sehingga akan berpengaruh juga pada aktivitasnya. Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) merupakan salah satu bahan rempah yang juga berpotensi sebagai tanaman obat. Salah satu khasiat ekstrak jahe merah adalah sebagai anti toksoplasma. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan ekstrak jahe merah dengan dua jenis metode yaitu maserasi dan sokhletasi masing-masing menggunakan tiga jenis pelarut (etanol 30%, etanol 70% dan etanol 96%) sehingga diperoleh enam jenis ekstrak. Kemudian masing-masing ekstrak ditentukan kadar senyawa pencirinya meliputi 6-gingerol, 8-gingerol, 10-gingerol dan 6-shogaol dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Selanjutnya ekstrak diuji aktivitas antitoksoplasma secara in vitro terhadap parasit Toksoplasma gondii pada fase takhizoit yang ditumbuhkan pada sel vero. Penentuan aktivitas antitoksoplasma juga dilakukan pada senyawa murni 6, 8, 10-gingerol dan 6-shogaol serta kontrol positif antibiotik spiramisin. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% dengan metode maserasi adalah yang paling baik aktivitasnya dan 6-gingerol adalah senyawa penciri yang paling berperan sebagai anti-toksoplasma.

Volume 4
Pages 93-102
DOI 10.29244/jji.v4i3.160
Language English
Journal None

Full Text