Archive | 2021

Sifat Fisik, Sifat Organoleptik, Kadar Serat Pangan Kue Cubit dengan Pencampuran Okra dan Garut

 
 
 

Abstract


Latar Belakang : Konstipasi masih banyak dialami oleh orang Indonesia. Salah satu penyebab konstipasi adalah kurangnya konsumsi serat. Pemenuhan kebutuhan serat harian dapat dilakukan dengan pemanfaatan sumber serat, diantaranya okra dan garut. Okra dan garut merupakan pangan lokal yang dapat ditepungkan dan diolah menjadi makanan fungsional seperti kue cubit. Perlu dilakukan penelitian terkait variasi pencampuran tepung okra dan tepung garut yang paling tepat untuk pembuatan kue cubit. \nTujuan : Untuk mengetahui pengaruh pencampuran tepung okra dan tepung garut pada pembuatan kue cubit terhadap sifat fisik, sifat organoleptik dan kadar serat pangan. \nMetode Penelitian : Jenis penelitian true experiment dengan rancangan acak sederhana. Variabel bebasnya variasi pencampuran tepung okra dan tepung garut, sedangkan variabel terikatnya uji sifat fisik, uji organoleptik dan kadar serat pangan. Terdapat 4 variasi kue cubit yang diteliti yaitu dengan perbandingan tepung terigu: tepung okra: tepung garut sebesar 100%:0%:0%, 70%:15%:15%, 50%:25%:25%, dan 30%:35%:35%. Data dianalisis univariat dan bivariat. \nHasil : Sifat fisik secara objektif kue cubit memiliki tekstur agak empuk dan warna kuning kecoklatan. Kue cubit dengan perlakuan yang paling disukai adalah kue cubit B, dengan proporsi pencampuran tepung terigu: tepung okra: tepung garut sebesar 70%:15%:15%. Kadar serat pangan tertinggi terdapat pada kue cubit B yaitu 17,8%. \nKesimpulan : Variasi pencampuran tepung okra dan tepung garut berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik, tingkat kesukaan dan kadar serat pangan kue cubit.

Volume 7
Pages 785-794
DOI 10.29303/PROFOOD.V7I1.192
Language English
Journal None

Full Text