Archive | 2021

Pendekatan Interpersonal Guru Pada Anak Tunagrahita

 
 

Abstract


Abstract— SLB ABC Bina Mandiri Bandung is one of the special schools that does not only focus on one type of class, such as classes for the blind, but also classes for the deaf and mentally retarded.\xa0 Although this school teaches three types of classes, the focus that the researcher wants is only for high school students with mental retardation.\xa0 Mentally retarded students are students who have IQs below the average for their age, so that these mentally retarded children will have difficulty communicating and adapting to the people around them, and they will also have difficulty understanding academic lessons.\xa0 From these problems, the researchers set the research objectives, namely to determine the communication patterns used by teachers, the application of interpersonal interactions carried out by teachers, the use of symbols, and the construction of relationships between teachers and mentally retarded high school students during the teaching and learning process.\xa0 In this study, the researcher used a case study descriptive method with the subject being a teacher at SMALB-C Bina Mandiri Bandung who specifically taught mentally retarded children.\xa0 Data collection carried out by researchers in examining this research is to use interviews, observation and document.\xa0 The results of this study found that the communication approach taken by the teacher to the mentally retarded child was by the way the teacher had to start a conversation first, greet him and invite small talk.\xa0 And when they want to give learning materials to them, it must be in accordance with the results of the assessment, because the conditions of mentally retarded children are different. Keywords—Communication Interpersonal, Teacher, Mentally retarded children, Teaching and learning process Abstrak— SLB ABC Bina Mandiri Bandung merupakan salah satu sekolah luar biasa yang tidak hanya berfokus terhadap satu jenis kelas saja seperti kelas untuk penyandang tuna netra, melainkan terdapat juga kelas untuk penyandang tuna rungu dan tunagrahita. Walaupun sekolah ini mengajar tiga jenis kelas, fokus yang peneliti inginkan hanya untuk siswa tunagrahita tingkat SMA. Siswa tunagrahita merupakan siswa yang memiliki IQ dibawah rata-rata anak seusianya, sehingga anak-anak tunagrahita ini akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dan menyesuaikan diri\xa0 dengan orang-orang yang berada disekitarnya, serta mereka juga akan mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran dalam akademik. Dari permasalahan tersebut, peneliti menetapkan tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan oleh guru, penerapan interaksi interpersonal yang dilakukan guru, penggunaan simbol-simbol, dan konstruksi hubungan antara guru dengan siswa SMA tunagrahita pada saat proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode desktiptif studi kasus dengan subyeknya adalah guru SMALB-C Bina Mandiri Bandung yang khusus mengajar anak tunagrahita. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam meneliti penelitian ini ialah menggunakan wawancara, observasi dan dokumen. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa pendekatan komunikasi yang dilakukan guru kepada anak tunagrahita yaitu dengan cara guru harus memulai percakapan terlebih dahulu, menyapanya dan mengajak berbasa-basi. Dan ketika hendak memberikan materi pembelajaran kepada mereka harus sesuai dengan hasil assessment, karena kondisini anak tunagrahita berbeda-beda. Kata Kunci— Komunikasi Interpersonal, Guru, Anak Tunagrahita, Proses belajar mengajar

Volume None
Pages None
DOI 10.29313/.V0I0.29203
Language English
Journal None

Full Text