Archive | 2021

Gambaran Perilaku Merokok Mahasiswa di Masa Pandemi COVID-19

 
 

Abstract


Abstract. Corona virus or COVID-19 was first discovered in Indonesia in March 2020. The Indonesian Institute of Sciences (LIPI) in Microbiology (Patrick, 2020), explained that Indonesia is ranked the second highest in the world, the percentage of the death rate of corona virus cases with a rate of 49 out of 579 cases or about 8.46% while the first rank was Italy with a mortality rate of 9.51%. high government enforced new rules in order to break the chain of virus spread, namely Social distancing and Self Quarantine where people have to limit activities outside the home. According to the National Tobacco Control Committee, it is revealed that the COVID-19 pandemic has not changed smoking behavior at all, it is even likely to increase (Tempo, 2020). The World Health Organization recommends that efforts to reduce exposure to COVID-19 are by limiting social interactions and also stopping smoking behavior because smoking can make a person at risk of being exposed to COVID-19 (WHO). Based on a pre-survey of 20 students and female students in Bandung regarding their smoking behavior during COVID-19 with an age range of 18-24 years. The result was that 15 (7 women and 8 men) out of 20 students admitted that they continued to smoke even though they knew that the risk of smoking itself could increase the chances of being exposed to COVID-19 and as many as 8 male students admitted that their smoking intensity was getting higher. Keyword: social anxiety, loneliness, smoking behavior, COVID-19 pandemic Abstrak. Virus corona atau COVID-19 pertama kali ditemukan di Indonesia pada bulan Maret 2020. Bidang Mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam (Patrick, 2020), menjelaskan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua tertinggi di dunia, persentase tingkat kematian kasus virus corona degan angka 49 dari 579 kasus atau sekitar 8,46% sedangkan peringkat pertama adala italia dengan persentase kematian 9,51%. tinggi emerintah memberlakukan aturan baru demi memutus rantai penyebaran virus yaitu Social distancing dan Self Quarantine dimana masyarakat harus membatasi aktivitas diluar rumah. Menurut Komite Nasional Pengendalian Tembakau mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 ini sama sekali tidak mengubah perilaku merokok, bahkan cenderung meningkat (Tempo, 2020). World Health Organization menganjurkan upaya untuk mengurangi terpaparnya COVID-19 adalah dengan cara membatasi interaksi sosial dan juga menghentikan perilaku merokok karena dengan merokok dapat membuat seseorang menjadi riskan terpapar COVID-19 (WHO). Berdasarkan\xa0 pra survey kepada 20 mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Kota Bandung mengenai perilaku merokok mereka selama COVID-19 dengan rentang usia 18-24 tahun. Hasilnya 15 (7 perempuan dan 8 laki-laki) dari 20 orang mahasiswa mengaku tetap merokok meskipun telah mengetahui resiko dari merokok itu sendiri dapat memperbesar peluang terpapar COVID-19 dan sebanyak 8 orang mahasiswa laki-laki mengaku bahwa intensitas merokok mereka menjadi semakin tinggi. Kata Kunci: kecemasan sosial, kesepian, perilaku merokok, pandemi COVID-19

Volume 7
Pages 34-37
DOI 10.29313/.V7I1.25384
Language English
Journal None

Full Text