Archive | 2021

Makna Presentasi Diri Pelaku Seni Dalang dalam Pagelaran Wayang Golek

 
 

Abstract


Abstract : This research is entitled Self Presentation of Dalang Arts in Wayang Golek Performance . The author will conduct research on the self-presentation of dalang who perform at Saung Angklung Udjo, which makes researchers interested in examining the self-presentation of the dalang arts at Saung Angklung Udjo because the wayang golek performance in general with the wayang golek performance at Saung Anglung Udjo have differences and are clearly visible, where a dalang arts at Saung Angklung Udjo must be able to directly introduce the traditional art of wayang golek performance in only 15 minutes without eliminating the essence of wayang stories and the moral messages that always exist in wayang performances can be conveyed to the audience present from various regions in Indonesia and even abroad, while the wayang golek performance generally takes hours for a performance. The language used also differs between the wayang golek performance in general and the wayang golek performance presented at Saung Anglung Udjo. Because the language used in the wayang golek performance in general must be entirely in Sundanese, while at Saung Angklung Udjo uses Sundanese, Indonesian and English. From these differences, of course, the self-presentation that is displayed by a dalang arts\xa0 is different too. So the author aims to research how the self-presentation of the dalang arts in the wayang golek performance at Saung Angklung Udjo. This study uses a qualitative method with a symbolic interaction approach. Data collection techniques carried out by the author, namely conducting Indept Interview, Observation, and Documentation. Keywords: Self-Presentation, Symbolic Interaction, Meaning, Dalang Arts . Abstrak : \xa0Penelitian ini berjudul “Presentasi Diri Pelaku Seni Dalang Dalam Pagelaran Wayang Golek”. Penulis akan melakukan penelitian mengenai presentasi diri pelaku seni dalang yang melakukan pagelaran di Saung Angklung Udjo, hal yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti presentasi diri pelaku seni dalang di Saung Angklung Udjo dikarenakan pagelaran wayang golek secara umum dengan pagelaran wayang golek yang ditampilkan di Saung Anglung Udjo memiliki perbedaan dan terlihat dengan jelas, dimana seorang dalang di Saung Angklung Udjo harus mampu secara lansung memperkenalkan kesenian tradisional wayang golek dengan waktu hanya 15 menit saja dengan tanpa menghilangkan inti cerita wayang dan pesan moral yang selalu ada di pagelaran wayang dapat tersampaikan kepada penonton yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia bahkan manca negara, sedangkan pagelaran wayang golek secara umum butuh waktu berjam-jam untuk suatu pagelaran. Adapun faktor Bahasa yang digunakan pun berbeda antara pagelaran wayang golek secara umum dengan pagelaran wayang golek yang disajiakn di Saung Anglung Udjo. Karena Bahasa yang digunakan di pagelaran wayang golek secara umum harus seluruhnya menggunakan Bahasa Sunda, sedangkan di Saung Angklung Udjo menggunakan Bahasa Sunda, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggri. Dari perbedaan tersebut tentunya presentasi diri yang di tampilkan oleh seorang pelaku seni dalang pun bebeda pula. Maka penulis bertujuan untuk melakukan penelitian bagaimana presentasi diri pelaku seni dalang dalam pagelaran wayang golek di Saung Angklung Udjo. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan Interaksi Simbolik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu melakukan Indept Interview, Observasi, dan Dokumentasi. Kata kunci: Presentasi Diri, Interaksi Simbolik, Makna, Pelaku Seni Dalang.

Volume 7
Pages 129-135
DOI 10.29313/.V7I1.25585
Language English
Journal None

Full Text