Archive | 2019
VERTIMINAPONIK SEBAGAI MODAL EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG SEWU DALAM PRAKTIK MITIGASI BENCANA BANJIR
Abstract
Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji dan menjelaskan mengenai kegunaan vertiminaponik sebagai modal ekonomi yang dimiliki masyarakat Kampung Sewu yang tinggal di ranah rawan terhadap bencana banjir Sungai Bengawan Solo dalam melakukan praktik mitigasi bencana banjir. Vertiminaponik adalah program yang dibuat oleh PMI Kota Surakarta bersama SIBAT Sewu dengan menanam sayur-sayuran di dalam pralon yang sudah dilubangi dan diberi tanah berpupuk didalamnya, lalu dibawah pralon dipelihara ikan dalam jerigen yang digabungkan menjadi satu. Kotoran yang dihasilkan ikan tersebut akan menjadi pupuk bagi tanaman sayuran yang tumbuh di atasnya. Modal ekonomi memiliki peran vital dalam melakukan praktik mitigasi bencana banjir. Secara sosiologis modal ekonomi merupakan penambahan dalam pengetahuan yang menyebabkan prestasi ekonomi ikut bertambah. Oleh karena itu vertiminaponik menjadi modal ekonomi yang kuat bagi masyarakat Kampung Sewu dalam melakukan praktik mitigasi bencana banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan sumber data sekunder diperoleh dari buku ilmiah, jurnal serta dokumen yang dimiliki oleh informan. Observasi langsung, wawancara mendalam dan dokumentasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam melakukan pemilihan informan sedangkan validitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa vertiminaponik yang diusung oleh PMI Kota Surakarta bersama SIBAT Sewu untuk kemudian dipraktikan bersama-sama dengan masyarakat Kampung Sewu. Vertiminaponik sebagai salah satu praktik mitigasi bencana banjir masyarakat Kampung Sewu akibat luapan Sungai Bengawan Solo mampu menjadi modal ekonomi yang cukup kuat. Pemeliharaan vertiminaponik tidak sulit, selain itu tanaman sayuran yang dihasilkan pun tergolong sayuran organik dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Kampung Sewu memiliki masyarakat yang tangguh terhadap bencana banjir. Hal yang terjadi pada saat terjadi bencana banjir adalah masyarakat Kampung Sewu mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan pangan. Dengan demikian vertiminaponik menjadi modal ekonomi bagi masyarakat Kampung Sewu dalam memenuhi kebutuhan pangan terutama pada saat terjadi bencana banjir.