Archive | 2019

Pelanggaran Maksim Kesopanan dalam Kolom Komentar Twitter Joko Widodo

 
 

Abstract


Communicating or interacting basically becomes human needs as social beings. The communication process occurs if there are speakers and opponents to say in it, both directly and written. The written communication process in the present era is a need that cannot be separated from people s lives. Various writing media continue to vary as the development of technology and communication facilitates the written communication process. The ease of written communication makes one can give comments or opinions to others. Some of these comments become new phenomena as a way of criticizing someone through written media so that the words or sentences used are not polite. Through this phenomenon, this study will discuss the violation of the principle or maxims of modesty that are in Joko Widodo s twitter comment column. The method in this study is descriptive qualitative. The data source is written data. The data collection technique uses the refer method, which is listening to the use of language in the comments column on Joko Widodo s twitter. The technique for collecting data is used, namely the recording technique. The researcher uses a recording device on the cellphone (cellphone) by means of screen capturing (screenshot) in Joko Widodo s twitter comment column, then the researcher records the data in the form of text and classifies it. The results of the study indicate that violations of maxims are found in the maxims of agreement. The causes of courtesy violations are due to several reasons, including: (1) disagreement with, (2) political contestation, and (3) feeling better.\nBerkomunikasi atau berinteraksi pada dasarnya menjadi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Proses komunikasi tersebut terjadi jika adanya penutur dan lawan tutur didalamnya, baik yang terjalin secara langsung maupun tulis. Proses komunikasi tulis tersebut di era sekarang ini menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai media tulis terus beragam seiring berkembangnya teknologi dan komunikasi sehingga mempermudah proses komunikasi tulis. Kemudahan komunikasi tulis tersebut menjadikan seseorang dapat memberikan komentar ataupun pendapat kepada orang lain. Beberapa komentar tersebut menjadi fenomena baru sebagai cara mengkritik seseorang melalui media tulis sehingga kata atau kalimat yang digunakan kurang sopan. Melalui fenomena tersebut, penelitian ini akan membahas mengenai pelanggaran prinsip atau maksim kesopanan yang ada di dalam kolom komentar twitter Joko Widodo. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berupa data tulis. Teknik pengumpulan data menggunakan metode simak, yaitu menyimak penggunaan bahasa pada kolom komentar pada twitter Joko Widodo. Teknik yang pengumpulan data yang digunakan, yaitu teknik rekam. Peneliti menggunakan alat perekam pada handphone (ponsel) dengan cara screen capturing (tangkapan layar) pada kolom komentar twitter Joko Widodo, selanjutnya peneliti mencatat data yang berupa teks dan mengklasifikasikannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran maksim banyak ditemui pada maksim Pemufakatan. Penyebab pelanggaran maskim kesopanan dikarenakan beberapa hal, antara lain: (1) ketidaksetujuan terhadap, (2) adanya kontestasi politik, dan (3) merasa lebih baik.

Volume 2
Pages 83-92
DOI 10.30872/DIGLOSIA.V2I2.PP73-82
Language English
Journal None

Full Text