Archive | 2021

KAJIAN FENOMENA MASCARENE HIGH TERHADAP KEJADIAN GELOMBANG TINGGI DI PERAIRAN SELATAN JAWA SELAMA PERIODE MONSUN TIMURAN

 

Abstract


Indonesia merupakan benua maritim yang memiliki panjang garis pantai lebih dari 100.000 km. Pada daerah sepanjang pesisir pantainya berpeluang mengalami ancaman bencana alam seperti gelombang tinggi dan tsunami. Gelombang tinggi yang disertai tiupan angin kencang adalah suatu ancaman paling dominan yang terjadi di selatan Indonesia khususnya di perairan selatan Jawa. Adanya fenomena Mascarene High atau yang didefinisikan sebagai daerah bertekanan tinggi di wilayah Pulau Mascarene sedangkan di wilayah lain bertekanan cukup rendah merupakan pembangkit angin kencang yang terjadi. Pada periode monsun timuran (Juni, Juli, dan Agustus) tahun 2016 – 2018 terjadi puncaknya fenomena tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui mekanisme perambatan gelombang serta mengetahui perubahan gelombang di wilayah perairan selatan Jawa yang disebabkan oleh Mascarene High . Penelitian ini menggunakan data berupa data reanalisis dengan parameter kelautan yang terdiri dari data rata-rata harian tinggi gelombang signifikan (SWH), tinggi swell signifikan serta anomali tinggi muka laut (SLA) dari CMEMS dan parameter cuaca yang terdiri dari rata-rata harian data angin permukaan serta mean sea level pressure (MSLP) dari ECMWF. Model penelitian yang digunakan yakni secara kualitatif dengan melakukan pendekatan analisis spasial dan analisis deret waktu untuk melihat visualisasi sebaran parameter kelautan dan cuaca pada saat terjadinya fenomena Mascarene High . Hasil penelitian menunjukkan anomali posisi spasial Mascarene High yang berpindah ke bagian timur Samudera Hindia. Hal tersebut menimbulkan adanya perpindahan angin permukaan berkecepatan tinggi yang persisten dan membangkitkan gelombang tinggi yang menjalar dan mengarah ke selatan Indonesia. Perubahan gelombang di wilayah perairan selatan Jawa mengalami kenaikan tinggi muka laut signifikan melebihi normalnya hingga dua kali lipat menjadi 3 – 5 meter. Waktu proses penjalaran, puncak kejadian, hingga proses punahnya gelombang tinggi masing-masing terjadi selama 1 – 2 hari.

Volume 6
Pages 147-164
DOI 10.31186/JENGGANO.6.1.147-164
Language English
Journal None

Full Text