Jurnal Permukiman | 2021
Karakterisasi Site di Lokasi Stasion Monitoring Gempa Pada Dugaan Jalur Sesar Baribis
Abstract
Merujuk pada beberapa publikasi sebelumnya dimana jalur sesar Baribis yang berasal dari kawasan Subang diduga masih menerus ke arah Barat mendekati kawasan Jakarta. Hal tersebut menjadi perhatian banyak ahli untuk melakukan kajian lebih detail karena dikhawatirkan akan berdampak pada beberapa kota besar di sekitarnya. Sebagai tahap awal studi adalah melakukan pemantauan kejadian gempa di sekitar dugaan jalur sesar dengan memasang seismograf untuk mengetahui aktivitas sesar. Bersamaan dengan pelaksanaan pembangunan stasiun pemantau gempa, kajian karakterisasi situs dilakukan pada setiap lokasi yaitu di Jatiluhur, Walahar, dan Cipamingkis dengan menggunakan metode Standar Penetration Test (SPT), Microtremor Array dan HVSR. Hasil uji lapangan untuk lokasi Jatiluhur diperoleh periode predominan (T) = 0,77 detik, Vs30 = 274,17 m/detik, kedalaman batuan dasar 276 m dan NSPT30 = 40,05, di Walahar T = 0,58 detik, Vs30 = 264,35 m/detik , kedalaman batuan dasar 305 m, NSPT30 = 15,14, sedangkan di Cipamingkis T = 0,37 detik, Vs30 = 269,16 m/detik, kedalaman batuan dasar 190 m, NSPT30 = 35,83. Berdasarkan hasil tersebut seluruh lokasi kajian dapat diklasifikasikan kedalam jenis tanah sedang (kelas SD). Hasil ini dapat digunakan sebagai referensi untuk berbagai keperluan, termasuk studi amplifikasi dan analisis bahaya seismik.