ABDIMAS UNWAHAS | 2021

PEMBIBITAN PADI DAN BUDIDAYA SAWI HIJAU SISTEM TERAPUNG SEBAGAI ALTERNATIF BUDIDAYA TANAMAN SELAMA PERIODE BANJIR DI LAHAN RAWA LEBAK, PEMULUTAN, SUMATERA SELATAN

 
 

Abstract


Budidaya tanaman sistem terapung dapat menjadi salah satu altenatif solusi yang dapat dikembangkan di lahan tergenang. Pembibitan padi dan budidaya sayuran terapung dapat \ndilakukan di lahan rawa lebak selama periode banjir. Secara kearifan lokal, pembibitan padi terapung sudah dilakukan oleh para petani di Pemulutan, Sumatera Selatan menggunakan \nrumput rawa Scleria poaeformis, namun cara pembibitan tersebut mulai ditinggalkan seiring dengan menurunnya ketersediaan rumput rawa tersebut. Penggunaan rakit alternatif berbahan \nutama botol plastik bekas menjadi alternatif yang dapat diterapkan petani untuk mempertahankan pembibitan padi terapung. Pembibitan terapung menggunakan rakit botol \nplastik bekas memiliki keunggulan diantaranya tidak perlu penyiraman secara manual, benih yang digunakan sedikit, rakit dapat digunakan berulang, sedikit terserang hama ulat dan biaya \npembuatan rakit murah. Selain pembibitan padi, kegiatan budidaya sayuran daun seperti sawi hijau juga dapat dilakukan. Sawi hijau hanya membutuhkan waktu kurang lebih 25 hari sejak \nbibit pindah tanam sehingga petani dapat panen berkali selama periode banjir. Dari hasil diseminasi yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat ketertarikan yang tinggi petani untuk \nmelakukan budidaya tanaman terapung dengan alasan diantaranya yaitu cara budidayanya praktis, pertumbuhan dan hasil baik, dan menjadi alternatif bagi petani untuk tetap dapat \nmelakukan budidaya tanaman walaupun dalam kondisi lahan banjir yang berpotensi menambah pendapatan petani. \nKata Kunci: budidaya terapung, pembibitan padi, sawi hijau, rawa lebak

Volume None
Pages None
DOI 10.31942/ABD.V6I1.4424
Language English
Journal ABDIMAS UNWAHAS

Full Text