Archive | 2021

BABY SPA MEMENGARUHI PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 3-6 BULAN DI JAKARTA TIMUR

 
 
 

Abstract


Menurut\xa0 World Health Organization \xa0(WHO), bahwa 5 – 10 % anak – anak usia prasekolah mengalami disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus. Di Indonesia,\xa0keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti data angka kejadiannya, tetapi terdapat sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum. Prevalensi gangguan perkembamgan anak yang mengalami gangguan tubuh kembang merupakan kejadi kedua tertinggi setelah kejadian masalah gizi pada bayi. Tujuan penelitian ini melihat apakah ada pengaruh\xa0 baby spa \xa0terhadap perkembangan motorik pada bayi usia 3-6 bulan. Desain penelitian ini menggunakan\xa0 Quasi Eksperimental Design\xa0 dengan rancangan Pretest Postest kelompok komtrol. Sampel penelitian ini adalah bayi usia 3-6 bulan dengan teknik\xa0 simple random sampling.\xa0 Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji\xa0 Wilcoxon signed rank test \xa0(nilai\xa0 p\xa0 <0,05) dan uji\xa0 Mann Whitney . Hasil penelitian didapatkan sebagian besar bayi pada kelompok eksperimen sebelum melakukan\xa0 baby spa \xa0terdapat 10 bayi (33,3%) dengan kategori perkembangan meragukan dan setelah melakukan\xa0 baby spa \xa0menjadi 2 bayi (6,7%). Setelah dilakukan analisa bivariat didapatkan ada pengaruh\xa0 baby spa\xa0 terhadap perkembangan motorik bayi pada usia 3-6 bulan. Disarankan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan pada saat melakukan kunjungan nifas, atau melaksanakan posyandu bisa memberikan pelatihan kepada ibu atau masyarakat tentang pengaplikasian\xa0 baby spa\xa0 pada bayi sebagai salah satu program untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Volume 11
Pages 165-172
DOI 10.32502/SM.V11I2.2625
Language English
Journal None

Full Text