Archive | 2019

Karakteristik Penderita Polineuropati Akibat Penggunaan Fenitoin di Poliklinik Saraf RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

 
 
 
 
 

Abstract


Fenitoin merupakan antikonvulsi yang sering digunakan untuk mengobati kejang umum tonik-klonik, kejang parsial, dan status epileptikus. Salah satu efek samping dari penggunaan fenitoin adalah polineuropati. Di Indonesia sendiri, belum ada data mengenai kejadian polineuropati akibat penggunaan fenitoin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita polineuropati secara klinis maupun elektrofisiologi pada pengguna fenitoin yang berobat ke Poliklinik Saraf RSMH Palembang periode Januari 2017 sampai Maret 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional pada 23 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dari bulan Januari 2017 – Maret 2017. Dilakukan analisis univariat untuk melihat distribusi sampel penelitian, analisis bivariat chi-squareuntuk menilai hubungan antara polineuropati dengan variabel independen, dan untuk melihat faktor–faktor yang berhubungan dengan terjadinya polineuropati secara terintegrasi dilakukan analisis logistik regresi. Proporsi kejadian polineuropati secara klinis pada pengguna fenitoin di Poliklinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebesar 26,1%, sedangkan proporsi kejadian polineuropati secara elektrofisiologi sebesar 30,4%. Penelitian ini menunjukkan bahwa banyaknya antikonvulsi yang digunakan dan durasi penggunaan fenitoin berhubungan dengan kejadian polineuropati.

Volume 2
Pages 59-62
DOI 10.32539/SJM.v2i1.55
Language English
Journal None

Full Text