Archive | 2019

Pembangunan Sistem Rantai Pasok Pada UMKM di Sumatera Utara

 

Abstract


Peran UMKM baik di negara maju terlebih di negara berkembang seperti Indonesai khususnya Sumatera Utara dalam pembangunan ekonomi (dukungan terhadap pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi) dan sosial (penyerapan tenaga dan perbaikan daya beli masyarakat) cukup tinggi. Walaupun tingkat pertumbuhan dan kontribusi relatif cukup tinggi, kemunculan era ekonomi digital diperkirakan akan mengancam keberlanjutan kemopok usaha ini dalam waktu yang dekat. Untuk mengatasi ancaman tersebut, penguatan UMKM melalui pengembangan dalam sistem manajemen rantai pasok merupakan suatu kebijakan yang perlu dilakukan. Langkah awal untuk memasuki sistem jaringan jaringan manajemen rantai pasok ialah pembentukan kemitraan pola buyer-supplier yang saling mengokohkan. Untuk menciptakan UMKM berada dalam kemitraan pola buyersupplier yang solid, ada 8 komponen yang harus dilakukan yaitu joint planning, joint operation control, communication and information sharing, trust, commitment, contract style, scope dan joint investment. Untuk ke delapan komponen tersebut dilakukan secara baik, UMKM Sumatera Utara masih terkendala dengan kemiskinan structural sumberdaya termasuk sumberdaya manusia. Kemiskinan sumberdaya struktural ini akan dapat di atasi melalui pembentukan lembaga khusus semi pemerintah yang berperan sebagai motivator dalam pembentukan entrepreneurial leader pada UMKM. \n\xa0 \nThe role of MSMEs in both developed countries, especially in developing countries such as Indonesia, especially North Sumatra in economic development (support for national income and economic growth) and social (energy absorption and improvement of people s purchasing power) is quite high. Although the growth and contribution rates are relatively high, the emergence of the digital economy era is expected to threaten the sustainability of this business partnership in the near future. To overcome this threat, strengthening MSMEs through development in supply chain management systems is a policy that needs to be done. The initial step to enter the supply chain management network is to establish a mutually reinforcing buyer-supplier pattern of partnership. To create MSMEs in a solid buyer-supplier partnership pattern, there are 8 components that must be done, namely joint planning, joint operation control, communication and information sharing, trust, commitment, contract style, scope and joint investment. For the eight components are done well, North Sumatra MSMEs are still constrained by structural poverty of resources including human resources. The poverty of these structural resources will be overcome through the formation of semigovernment special institutions that act as motivators in the formation of entrepreneurial leaders at MSMEs.

Volume 2
Pages None
DOI 10.32734/EE.V2I4.668
Language English
Journal None

Full Text