Archive | 2019

KANDUNGAN TEH BAYAM MERAH (AMARANTHUS TRICOLOR L) DAN TOKSISITAS AKUT PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR

 
 

Abstract


Teh dalam kehidupan sehari-hari merupakan minuman ringan sebagai pengantar dalam menikmati hidangan ringan dengan cita rasa yang khas. Bayam merah telah diteliti sebagai antitumor/antikanker, dan dalam bentuk sediaan teh. Penelitian laboratorium yang merupakan penelitian true-experimental dengan desain pretest–posttest disertai kontrol. Kandungan teh bayam merah diidentifikasi dengan metode GC-MS, dan penetapan kadar secara spektrofotometri dan gravimetri. Uji toksisitas akut teh bayam merah disesuaikan dengan Pedoman uji toksisitas nonklinik in vivo dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, nomor 7 tahun 2014, kelompok tikus putih Wistar jantan dan kelompok tikus putih betina yang diberi teh bayam merah dengan dosis 50, 300, 2000, dan 5000 mg/kg BB. Senyawa utama yang dihasilkan dari identifikasi menggunakan GCMS adalah asam palmitat, asam elaidin/asam oleat, phytol, dan asam stearat. Penetapan kadar total phenol ekuivalen asam gallat pada teh bayam merah segar 4,11% b/b dan pada teh yang disimpan turun menjadi 1,78% b/b. Penetapan kadar total flavonoid ekuivalen quercetin pada teh bayam merah segar 0,98 % b/b dan menurun menjadi 0,435% b/b setelah disimpan. Kadar air dan kadar sari larut air pada sediaan teh yang baru 20,47% dan 15,18% b/b sedangkan pada teh yang telah disimpan meningkat menjadi 24,83%\xa0 dan 18,41% b/b. Uji toksisitas akut dinyatakan bahwa teh bayam merah tidak toksis.

Volume 5
Pages 114-124
DOI 10.32807/JAMBS.V5I2.115
Language English
Journal None

Full Text