Archive | 2019

Hubungan Agama dan Budaya

 

Abstract


Karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan hubungan agama dengan kebudayaan. Dalam kehidupam masyarakat kedua lembaga ini selalu ada dan selalu berhubungan. Keduanya saling memengaruhi. Agama memengaruhi budaya, dan budaya pun memengaruhi agama. Pengalaman, pengamalan, dan pengetahuan beragama akan memberikan “warna” tersendiri dalam agama dan budaya. Aplikasi beragama dan berduya akan ditentukan oleh ketiga aspek tersebut. Aspek budaya akan lebih dominan dalam aplikasi agama. Sehingga, seringkali prilaku budaya “dianggap” norma agama (Islam), tetapi sesungguhnya bukanlah norma/nilai agama. Inilah yang menjadi salah satu latar belakang diangkatnya tulisan ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif, dengan data sekunder yang bersifat literature. Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama, tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif. Faktor kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya budaya agama yang berbeda-beda, walaupun agama yang mengilhaminya adalah sama. Oleh karena itu agama Kristen yang tumbuh di Sumatera Utara di Tanah Batak dengan yang di Maluku tidak begitu sama, sebab masing-masing mempunyai cara-cara pengungkapannya yang berbeda-beda. Ada juga nuansa yang membedakan Islam yang tumbuh dalam masyarakat di mana pengaruh Hinduisme adalah kuat dengan yang tidak kuat, seperti Islam di Timur Tengah. Demikian juga ada perbedaan antara Hinduisme di Bali dengan Hinduisme di India, Buddhisme di Thailan dengan yang ada di Indonesia. Jadi budaya juga memengaruhi agama. Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan penganutnya. Untuk itu harus tetap pada agama yang murni (pure religie).

Volume 14
Pages 41-61
DOI 10.32923/TAW.V14I1.1143
Language English
Journal None

Full Text