Archive | 2019

POTENSI DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI LARVASIDA ALAMI

 
 
 
 

Abstract


Abstrak Nyamuk merupakan vektor atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian seperti malaria, demam berdarah, chikungunya, dan kaki gajah. Popukasi nyamuk meningkat pada musim penghujan dikarenakan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk, seperti kaleng bekas, lubang di pohon, ban bekas, dan got yang dipenuhi sampah (Hadi dan Sofiana., 2000). Tingkat efektifitas larvasida daun belimbing wuluh diuji pada larva Aedes sp. dan Culex sp. instar III, pengujian dilakukan pada 3 jenis kosentrasi yang berbeda yaitu 2 %, 4%, dan 6 %. Setiap kosentrasi ekstrak daun belimbing wuluh dilarutkan dengan menggunakan CMC ( carboxymethyl cellulose ) dan dimasukkan kedalam paper cup yang berisi aquadest sebanyak 100 ml, setiap gelas cup tersebut berisi 10 ekor larva. Tingkat larvasida ektrak daun belimbing wuluh dilihat dari jumlah larva yang mati pada jam 1, 2, 4 dan 24 jam. Sebagai kontrol positif menggunakan larutan abate 10% dan kontrol negatif menggunakan air suling dengan volume 100 ml. Data dianalisis dengan analisis varian (ANAVA), jika hasil menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Setiap pengujian dilakukan Analisis Probit dengan program SPSS ver18. Hasil pengujian larvasida ektrak daun belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi L.) yang dilarutkan dengan metanol, etil asetat dan n-hexan yang uji pada larva nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Culex sp. dengan dosis 2%, 4% dan 6% dan diamati dalam 24 jam tidak terjadi kematian larva pada pengujian tersebut. Kematian larva pada pengujian ini tergantung dari kadungan kimia daun belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi L.). Kata Kunci: Larva, Daun belimbing wuluh, Larvasida

Volume 5
Pages 179-184
DOI 10.33143/jhtm.v5i2.399
Language English
Journal None

Full Text