Archive | 2021
Komunitas Penyandang Disabilitas Kusta Dalam Membangun Komunitas Sitanala
Abstract
: Pendidikan merupakan hal yang penting dalam mengembangkan kwalitas kehidupan yang penting bagi siapapun di negara yang kita cintai ini. Termasuk kalangan penyandang disabilitas yang sering di marjinalkan apalagi kusta. Mereka harus diarus-utamakan apalagi pada masa pandemik yang kelihatannya akan berlangsung lama, menurut harian The Straits Times 5th February 2021 with Bloomberg, John Hopkins University and Straits Times Graphics.\xa0 Di masa Pandemi COVID-19 ini semua bergerak untuk mempresentasikan kelompok dan seluruh keberadaan diinya sendiri, namun ada satu kelompok masyarakat yaitu disabilitas/ kusta seperti berjalan sendiri dan terpecah belah oleh karena banyaknya macam ragam disabilitas termasuk disabilitas fisik, sensorik, mental, intelektual dan ganda. Walaupun mereka kelompok besar tapi tidak di koordinasi satu platform organisasi Nasional atau kepemipinan yang diakui secara resmi dan berdaulat dibawah satu otoritas diakui komunitas disabilitas secara nasional, masyarakat dan pemerintah, yang disebut KND. Keberadaan Komisi Nasional Disabilitas (KND) Republik Indonesia yang ada dalam yulisan ini adalah Kepemimpinan yang sampai saat ini belum terbentuk secara nyata, menurut hemat penulis potensi mengganggu representasi penyandang disabilitas dalam keikut-sertaan mereka dalam masyarakat.\xa0 Baru pada tanggal 20 Januari yang akan datang akan ada perekrutan untuk leadership ini. Memang ada kelompok disabilitas dimana-mana, akan tetapi bentuk partisipasi diantara penyandang disabilitas tidak begitu signifikan, karena mereka adalah sekelompok elite dan senior saja, dan tidak melakukan pendekatan partisipatif atau dari bawah ke atas.\xa0 Belum lagi masalah pandemik COVID-19 yang saat ini berpandemi. Beberapa pengamat pemberdayaan masyarakat atau masalah perempuan berfikir bahwa masalah ini disebabkan pemerintah yang abai dan tidak peduli. Etika Kepedulian sudah sampai dimana di pergunakan dan apa hubungannya dengan perspektif dalam konteks disabilitas beserta leadershipnya didalam membangun kebersamaan dan gotong-royong. Representasi disabilitas adalah salah satu bentuk dari affirmative action, sama dengan keberadaannya. Semuanya masih tercerai berai, pendekatan partisipatif kurang dijalankan, keragaman pendapat sangat miskin, dan pemimpinnya kurang menghimpun kekuatan dan solidaritas bersama. Pembentukan KND ini telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Nantinya, KND berperan sebagai lembaga yang menjembatani antara pemerintah dengan penyandang disabilitas, yang bertujuan menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak mereka. Diperlukan Lembaga yang bukan hanya kuat dan dominan tetapi KND seharusnya nanti memiliki etika kepedulian dan tidak didominasi para pemikir atau orang yang hanya berfikir dan bertindak secara positivisme dan maskulin, dibutuhkan orang-orang yang punya perhatian dan mampu memobilisasi masyarakat disabilitas Indonesia, dan mempersatukan semua macam ragam disabilitas di Indonesia tanpa kecuali. Apa yang dipaparkan dalam tulisan dibawah ini adalah bentuk perhatian seorang pempin yang benar, bukan hanya berwacana tetapi melaksanakannya dengan konsisten serta peduli pada semua situasi daripada orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan bukalah satu kata-kata yang gampang dilaksanakan. Perlunya suatu sinerjitas antara Pemimpin dan Komunitasnya, Tetapi penulis melihat bahwa ada terjadi sikap-sikap egosentris dalam setiap elemen pemerintah daerah dan juga pusat serta penyandang disabilitas di dalam melihat masalah ini dengan jernih. Seperti yang kita ketahui bersama Indonesia telah menjadi negara yang bercorak desentralisasi dari sebelumnya yang sangat sentralistik. Penelitian yang dilakuan ini berdasarkan metode kwalitatif yang berdimensi fenomenologi dengan memperbandingkan beberapa informan yang terdiri dari kelompok-kelompok rentan. Bagaimana kepedulian pemerintah juga lembaga-lembaga disabilitas, baik di Jakarta khususnya di kampung kusta Sitanala.