Archive | 2019

Uji Antimikroba Daging Buah (Carica pubescens) Matang Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Metode Kirby Bauer Secara In Vitro

 
 

Abstract


Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi kulit seperti bisul atau abses dan jerawat. Pengunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan munculnya S. aureus yang resisten terhadap antibiotik karena adanya perubahan genetik. Permasalahan yang disebabkan akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat tersebut menimbulkan upaya eksplorasi senyawa antibakteri yang lebih efektif dengan dampak yang minimal. Salah satu tanaman yang bersifat sebagai antibakteri adalah daging buah karika ( Carica pubescens ). Penelitian ini dilakukan secara true eksperimental. S. aureus diperoleh dari laboratorium Universitas Airlangga dan diidentifikasi berdasarkan sifat biakan, pewarnaan Gram, uji biokimiawi dan uji gula-gula. Isolat selanjutnya diuji antimikroba terhadap ekstrak daging buah C. pubescens . Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh, dapat memfermentasi plat mannitol salt agar, sel berbentuk bulat bergerombol, bersifat Gram +, dapat memfermentasi maltosa dan laktosa, dapat menkoagulasi plasma kelinci dan bereaksi positif terhadap uji clumping faktor dan uji Voges Proskouer. Pada penelitian ini, hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak daging buah Carica pubescens dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 60% memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus . Daya hambat terbesar terdapat pada konsentrasi 60%. Semakin kecil konsentrasi ekstrak C. pubescens , semakin kecil daya hambatnya terhadap S. aureus .

Volume 8
Pages 148-157
DOI 10.33373/sim-bio.v8i2.2043
Language English
Journal None

Full Text