Archive | 2019

HUBUNGAN STUNTING DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

 

Abstract


Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat dari kekurangan gizi menahun sehingga tinggi badan anak terlalu pendek bagi usianya. Seorang anak dikatakan stunting apabila nilai z-score kurang dari -2SD/standar deviasi. Data epidemiologis menunjukkan 1 dari 4 anak di dunia mengalami stunting. Kurangnya pemenuhan zat gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dapat menyebabkan gangguan pematangan fungsi otak dan gangguan prestasi belajar saat anak memasuki usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dan rancangan potong lintang. Menggunakan teknik total sampling, 355 anak dari kelas 2 dan 3 MIN 5 dan MIN 9 Kota Banda Aceh telah diikutsertakan pada tanggal 21 dan 22 Agustus 2019. Tinggi badan peserta didik diukur menggunakan microtoise, sedangkan prestasi belajar diukur menggunakan nilai rapor semester terakhir pada pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan PJOK. Hasil penelitian menunjukkan 38 anak mengalami stunting. Pada uji Chi-Square dengan nilai kemaknaan 95% dan α=0,05 diperoleh nilai probabilitas bidang Bahasa Indonesia p>0,05 (p-value=0,374), Matematika p>0,05 (p-value=0,730), dan PJOK p>0,05 (p-value=0,623) yang membuktikan tidak adanya hubungan yang signifikan antara stunting dengan prestasi belajar peserta didik kelas 2 dan 3 di MIN 5 dan MIN 9 Kota Banda Aceh. Hal ini dapat terjadi dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tidak hanya bersumber dari kondisi faal tubuh, melainkan juga dari faktor psikis internal dan dukungan orang tua dan masyarakat kepada anak. Kata Kunci: stunting, prestasi belajar, anak sekolah dasar Stunting is the impaired growth and development in toddlers due to chronic malnutrition that causes the child s height to be too short for his/her age. A child is said to be stunted if the z-score is less than -2SD/standard deviation. Epidemiological data show that 1 in 4 children in the world suffers from stunting. Poor nutrients in the first 1000 days of life can cause impaired maturation of brain function and impaired learning achievement when children enter school age. This study is an observational analytic study that uses a cross-sectional design. A total sampling technique was used to collect the samples of 355 children from grades 2 and 3 of the State Islamic Elementary School (MIN) 5 and State Islamic Elementary School (MIN) 9 of Banda Aceh on August 21 and 22, 2019. Student height was measured using microtoise, while learning achievement was measured using the report card grades of the last semester in Indonesian Language, Mathematics and Sports, Physical Education and Health (PJOK) subject. The results show that 38 children experienced stunting. In the Chi-Square test with a significance value of 95% and α = 0.05, the probability value of the Indonesian Language is p>0.05 (p-value=0.374), Mathematics is p>0.05 (p-value=0.730), and PJOK is p>0.05 (p-value=0.623). These results prove the absence of a significant relationship between stunting and student achievement in grades 2 and 3 at MIN 5 and MIN 9 of Banda Aceh. This may occur because the factors that influence learning achievement is not only the physiology factor, so additional research is needed to obtain more information. Keywords: stunting, learning achievement, elementary school children

Volume 1
Pages None
DOI 10.33758/MBI.V14I9.543
Language English
Journal None

Full Text