Archive | 2021

ANALISIS POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SAPI LOKAL DENGAN POLA INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

 
 
 

Abstract


Potensi luas lahan sawit dan populasi ternak sapi lokal yang telah ada\xa0 dan\xa0 didukung oleh sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam serta peluang pasar, pengembangan sapi lokal dengan pola integrasi sawit-sapi dapat berkembang dengan baik yang pada akhirnya akan memberikan dampak ekonomi bagi peternak yakni peningkatan kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi dan menyusun strategi pengembangan sapi lokal yang di integrasikan dengan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kuantan Singingi. Metode yang digunakan adalah Analisis Location Quotient dan metode analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai daya dukung untuk pengembangan sapi kuantan dengan luas lahan potensi untuk hijauan makanan ternak (HMT) seluas 26.656,64 ha dengan daya dukung sebesar 99.962 ST. Potensi tanaman pangan berupa limbah produksi sebesar 9.447,61 ton/tahun dengan total daya dukung sebanyak 109.409 ST. Potensi Maksimum berdasarkan Keluarga Petani (PMKK) yaitu 2,33 ST/KK, daya tampung padang rumput 6.679 ST dan Populasi yang ada 2.386 Daya Tampung padang rumput saja = 6.679 ST – 2.386 ST = 4.293 ST. Potensi Maksimum berdasarkan Keluarga Petani (PMKK) sebesar 166.681,21 ST dengan populasi riil sapi kuantan sebanyak 2.386 ST, maka diperoleh Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak sebanyak 164.295,21 ST. Berdasarkan hasil analisis matrik tersebut, dapat diambil suatu strategi guna mempercepat pengembangan usaha sapi kuantan yang berkelanjutan antara lain adalah sebagai berikut: 1) Perlu dibentuknya kelompok peternak dengan manajemen yang memadai disertai pendampingan dari dinas terkait atau dari perguruan tinggi khususnya yang berhubungan dengan peternakan, 2) Perlu pemanfaatan lembaga BIB di daerah guna penyediaan bibit unggul lokal dari hasil perkawinan dan seleksi yang terarah dan terencana dari pemerintah untuk masyarakat, 3) Perlu kajian tentang kebijakan pemerintah dalam permodalan bagi peternak khususnya modal lunak, 4) Perlu adanya kerjasama kemitraan untuk meningkatkan pemasaran hasil ternak, 5) Perlu dilakukan pemeliharaan sapi kuantan dengan cara intensif atau dilakukan dalam suatu kandang kelompok pada suatu kawasan yang terintegrasi dengan usahatani lainnya (Integrated Farming System) untuk mengoptimalkan pemanfatan sumberdaya lokal, pemanfaatan limbah untuk biogas dan pupuk organik, disamping produk utama sebagai penghasil daging.

Volume 15
Pages 4821-4834
DOI 10.33758/MBI.V15I7.950
Language English
Journal None

Full Text