Archive | 2019
Analisis Hubungan Status Ekonomi Dan Budaya Dengan Kejadian Kehamilan Usia Remajadi Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya
Abstract
Latar Belakang: Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis.Saat ini ibu hamil muda semakin meningkat dan menjadi masalah terutama kehamilan dibawah usia 20 tahun.Di Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya pada tahun 2017 sejak bulan Januari sampai bulan Desember 2017 terdapat kunjungan ibu hamil usia remaja sebanyak 151 orang (Register KIA/KB Puskesmas Pahandut 2017). Tujuan: Penelitian untuk mengetahui Hubungan Status Ekonomi dan Budaya dengan Kejadian Kehamilan Usia Remaja di Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya. Metode: Desain penelitian\xa0 ini\xa0 bersifat kuantitatif analitik observasional dengan menggunakan jenis desain studi penampang analitik ( analitic cross sectional ), subjek penelitian ini adalah ibu hamil yng datang berkunjung di Puskesmas Pahandut dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang. Data terkumpul dianalisis secara bivariat ( chi square ) dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil : Hasil analisis hubungan antara status ekonomi dengan kejadian kehamilan usia remaja diperoleh p value = 0,000 artinya ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan kejadian kehamilan usia remaja.Sedangkan hasil analisis hubungan antara budaya dengan kejadian kehamilan usia remaja diperoleh p value = 0,000artinya ada hubungan yang signifikan antara budaya dengan kejadian kehamilan usia remaja. Simpulan: Berdasarkan hasil tersebut diatas, peran tenaga kesehatan sangat dibutuhkan, terutama melakukan konseling dan penyuluhan kepada anak remaja tentang kesehatan reproduksi dan dampak dari akibat serta risiko dari kehamilan usia remaja tersebut. Kata Kunci : Status Ekonomi, Budaya, Kehamilan Usia Remaja. ABSTRACT Background: Adolescence is a transition period characterized by physical, emotional and psychological changes. Currently young pregnant women are increasing and becoming a problem, especially pregnancy under the age of 20 years. In Pahandut Public Health Center, Palangka Raya City in 2017 from January to December 2017 there were 151 pregnant women who visited teenagers (KIA Register / KB Pahandut Health Center 2017). Objective: Research to determine the relationship of economic and cultural status with pregnancy incidence in adolescence at Pahandut Community Health Center, Palangka Raya City. Method: The design of this study was quantitative analytic observational using a cross sectional study design, the subject of this study was pregnant women who came to visit the Pahandut Health Center with a total sample of 44 people. The collected data were analyzed bivariately (chi square) with a confidence level of 95%. Results: The results of the analysis of the relationship between economic status and the incidence of pregnancy in adolescence were obtained p value = 0,000 meaning that there was a significant relationship between economic status and the incidence of adolescence in adolescence. Whereas the results of the analysis of the relationship between culture and the incidence of pregnancy in adolescence were obtained p value = 0,000 meaning that there was a significant relationship between culture and the incidence of pregnancy in adolescence. Conclusion: Based on the above results, the role of health workers is very much needed, especially in counseling and counseling adolescents about reproductive health and the impact of the consequences and risks of the teenage pregnancy. Keywords: Economic Status, Cultural, Teenage Pregnancy