Archive | 2019

OPTIMASI JUMLAH ARMADA BUSWAY KORIDOR 7 DENGAN BIAYA MINIMUM PENGGUNA JASA

 
 

Abstract


Transjakarta busway merupakan ikon baru di DKI Jakarta. Sistem angkutan umum berbasis Bus Rapid Transit (BRT) yang berlaku di DKI Jakarta ini dioperasikan untuk memperbaiki sistem angkutan umum dan salah satu upaya pemerintah untuk mengurai kemacetan di DKI Jakarta. Adanya sistem angkutan massal yang cepat, aman, nyaman dan ekonomis diharapkan para pengguna kendaraan pribadi dapat beralih ke angkutan massal ini. Permasalahan utama pada angkutan massal ini salah satunya adalah waktu tunggu kedatangan bis diluar waktu antara yang diharapkan pada jam sibuk. Permasalahan ini terjadi di hampir semua koridor, termasuk koridor tujuh yang menghubungkan terminal Kp. Rambutan – Kp. Melayu. Analisis biaya minimum dapat menjadi acuan dalam mengoptimalkan jumlah armada. Biaya minimum pengguna jasa didapat dengan menjumlahkan biaya waktu tunggu dengan biaya pembebanan biaya operasonal.\xa0 Penelitian ini hanya meninjau 5 periode selama pelayanan koridor dalam satu hari.\xa0 Hasil analisis menunjukan bahwa pada periode jam sibuk (07.00 – 10.00) menghasilkan jumlah armada 45 bis dengan biaya minimum Rp. 1.969,-/pnp, sedangkan pada jam tidak sibuk jumlah armada operasi adalah 21 bis (05.00-07.00) dengan biaya minium Rp. 3.159,-/pnp. Sedangkan untuk jam puncak (17.00 – 18.00) jumlah armada yang dioperasikan 52 bus dengan biaya minimum sebesar Rp. 1.351,-/pnp dan jam tidak puncak (05.00 – 06.00) jumlah armada yang beroperasi 6 bus dengan biaya minimum pengguna jasa sebesar Rp. 9.124,-/pnp.

Volume 18
Pages 80-91
DOI 10.35760/dk.2019.v18i1.1960
Language English
Journal None

Full Text