Archive | 2019
Environmental condition to fish culture using floating cage in Manalu Cluster, Sangihe Islands Regency
Abstract
Title (Bahasa Indonesia): Kondisi lingkungan perairan untuk budi daya ikan dengan sistem karamba jaring apung di Perairan Klaster Manalu, Kabupaten Kepulauan Sangihe Manalu and it surroundings cluster is a zone\xa0 which is designated as a development center for\xa0 a gropolitan and minapolitan region and as a marine and coastal aquaculture center w h ich include Manalu Bay, South Tabukan sub-district, South East Tabukan sub-district, and Center Tabukan sub-district. Hangke, Sensahang/Ensahange, Talawe, Kalagheng, Mutung and Bembiha area s are include d in this cluster , although no research\xa0 has been\xa0 conduct ed to study this area.\xa0 Data collected\xa0 include water quality parameters ,\xa0 data ab o ut\xa0 convenience and risk factor.\xa0 Data ab o ut\xa0 convenience and risk factor was collected by interview with persons who consider as\xa0 those who\xa0 know best about the site and do marine culture for living. Water quality parameters was collected by doing me a surement on salinity, temperature, disolved oxygen, visibility, pH, water depth and current velocity\xa0\xa0in 4\xa0 representative\xa0 area s . The collected data show that convenience factor was high and risk factor\xa0 was low.\xa0 Due to low water depth and\xa0 low visibility, area 1and 2 was not recomended for futher development for marine culture with floating cage construction. Area 3 and 4 can be recomended for futher development because data result show good value. Klaster Manalu dan sekitarnya merupakan zona yang diperuntukkan untuk pusat pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan, dan pusat budi daya pantai dan laut di mana meliputi Teluk Manalu, Kecamatan Tabukan Selatan, Kecamatan Tabukan Timur, dan Kecamatan Tabukan Tengah. Perairan Hangke, Sensahang/Ensahange, Talawe, Kalagheng, Mutung, dan Bembiha masuk dalam klaster ini, meskipun belum ada penelitian dilakukan untuk mengkaji hal tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi parameter kualitas air, faktor kenyamanan, dan faktor risiko. Data faktor kenyamanan dan risiko dikumpulkan menggunakan teknik wawancara kepada masyarakat, yang mengetahui tentang keberadaan daerah tersebut. Parameter kualitas air dikumpulkan dengan cara melakukan pengukuran terhadap salinitas, suhu, oksigen terlarut, kecerahan, pH, kedalaman, dan kecepatan arus pada 4 lokasi yang dipilih. Hasil analisis menunjukkan, bahwa faktor kenyamanan berada pada tingkatan tinggi dan faktor risiko berapa pada tingkatan rendah. Dalam hal kondisi perairan, karena kedalaman dan kecerahan rendah pada Lokasi 1 dan 2, maka lokasi tersebut tidak dianjurkan untuk dilakukan pengembangan budi daya laut menggunakan kurungan jaring apung (KJA). Lokasi 3 dan 4 dapat dianjurkan untuk dilakukan pengembangan karena hasil pengamatan menunjukkan nilai yang “baik” .