Archive | 2021

Implementasi Metode Plan-Do-Check-Action (PDCA) TULTA Untuk Pengolahan Limbah Industri Minuman Ringan

 
 
 

Abstract


Tahapan suatu proses akan menghasilkan limbah, seperti di industri minuman ringan berkemasan. Serta adanya peraturan pemerintah yang mengatur standar baku mutu air limbah sebelum dibuang ke Lingkungan. Dari hasil pengamatan di bulan November 2019 selama 30 hari, ada 2 hari atau sekitar 6.7% effluent limbah cair dari industri minuman ringan ini memliki kadar COD yang masih melebihi baku mutu Pemerintah, ini menunjukkan adanya permasalahan pada Waste Water Treatment (WWT) yang harus diselesaikan. Penyelesaian masalah ini menggunakan metoda Plan-Do-Check-Action (PDCA) Tujuh Langkah Tujuh Alat (TULTA) yang terdapat pada Statistical Process Control (SPC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan kandungan Limbah cair industri minuman ringan seperti kadar Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) nya dan juga akan melakukan perbaikan bila diketahui kadar Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) effluent yang dibuang ke Lingkungan melebihi baku mutu yang ditetapkan Pemerintah dengan metoda Plan-Do-Check-Action (PDCA) Penelitian dilakukan melalui proses observasi dan pengumpulan data parameter limbah cair Waste Water Treatmen t (WWT) yang akan dibuang ke lingkungan. Dari parameter checksheet harian Waste Water Treatment (WWT) selama 30 hari, ditemukan 2 kali parameter Chemical Oxygen Demand (COD) nya lebih tinggi dari spesifikasi yaitu > 100 mg / L, sedangkan parameter lain seperti BOD, TSS, pH, kandungan minyak & lemak masih dalam spesifikasi. Untuk itu dilakukan penyelesaian masalah menggunakan metode PDCA untuk kadar Chemical Oxygen Demand (COD) yang mengalami out of specification . Dimulai dengan penetapkan tema dan masalah, mengidentifikasi akar permasalahan, menetapkan tindakan penanggulangan, implementasi perbaikan, standarisasi dan langkah selanjutnya. Dari hasil analisa, pada kondisi awal Capability Index (Cpk) kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) masih rendah yaitu berkisar 1.03 yang masih lebih rendah dari standar 1.33. Setelah dilakukan analisa akar penyebabnya, ditemukan beberapa kali masalah pada suplai oksigen pada proses aerasi yang tidak lancar, akibat penyumbatan pada strainer inlet blower . Hal tersebut menyebabkan proses aerasi tidak maksimal. Tetapi setelah dilakukan tindakan penanggulangan, dengan cara membuat jadwal pembersihan strainer secara berkala sebelum mencapai delta pressure (\uf044P) yang menandai tersumbatnya strainer. Dan dari monitoring hasil, tidak pernah lagi mendapatkan hasil Chemical Oxygen Demand (COD) yang keluar dari spesifikasi dan Capability Index (Cpk) juga meningkat menjadi 4.26 > 1.33. Setelah berhasil mengatasi permasalahan kadar Chemical Oxygen Demand (COD), dibuatkan standarisasi hasil dan cara pengoperasian sistem air limbah sehingga semua parameter dalam spesifikasi / sesuai peraturan pemerintah.

Volume 10
Pages 27-36
DOI 10.36055/JIP.V10I1.11261
Language English
Journal None

Full Text