Archive | 2019

Pembuatan Kompos Organik dari Kotoran Sapi

 
 
 
 
 
 
 

Abstract


Kurangnya pengetahuan baik secara teoritis maupun praktek mengenai manfaat, fungsi dan cara membuat pupuk organik membuat sebagian besar warga desa Tenggerwetan, Kerek menggunakan pupuk kotoran sapi yang dibakar sebagai bahan utama untuk meningkatkan hasil pertanian mereka. Masyarakat/petani belum begitu paham tentang bagaimana cara pembuatan pupuk kompos dari kotoran sapi yang difermentasi dengan EM4 dan Semanggi. Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan warga desa Tenggerwetan, maka penulis berinisiatif untuk melakukan penyuluhan dan pelatihan tentang cara membuat pupuk organik dari kotoran sapi dengan menggunakan bahan utama EM4 ditambah bahan lain yang ada di sekitar warga. Pemilihan kotoran sapi sebagai alternatif pembuatan pupuk organik ialah dikarenakan rata-rata warga memelihara sapi sebagai hewan ternak, selain itu selama ini telah ada warga yang menggunakan kotoran sapi sebagai pupuk. Akan tetapi, karena kurangnya pengetahuan, petani desa Tenggerwetan justru membuat kesalahan fatal karena langsung mencampur kotoran sapi yang belum diolah ke lahan pertaniannya. Akibatnya hal tersebut justru membuat penyakit pada tumbuhan yang mereka kenal dengan nama “akar brendol”. Kegiatan pengabdian ini memakan waktu kurang lebih 14 jam dimulai dari tahap sosialisasi, memastikan ketersediaan bahan utama dan media pembuatan pupuk hingga praktek langsung bersama warga. Hasilnya warga kemudian mulai sadar mengenai manfaat pupuk organik. Akhirnya warga sadar bahwa penggunaan pupuk organik lebih hemat biaya dan tertarik untuk mulai memanfaatan fermentasi kotoran sapi sebagai media penyubur tanah.

Volume 1
Pages 27-29
DOI 10.36277/abdimasuniversal.v1i2.37
Language English
Journal None

Full Text