Archive | 2021
PENTINGNYA KETERLIBATAN ORANG TUA DI LEMBAGA PAUD DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI
Abstract
The goal of most parents to take their children to go to kindergarten institutions is so that their children can learn to read, write, count, and be good at reading the Al-Qur’an. However, parents do not think about how the child s behavior while at school. Like what happened in Hauriyah Halum Integrated Kindergarten. This is often conveyed by the teacher every time the child comes home from school with the hope that the parents advise the child while at home. However, every day there is no visible change and even more protracted. For this reason, it is necessary to do counseling on the importance of parental involvement in kindergarten institutions in stimulating children s socio-emotional development from an early age. The extension method is in the form of lectures and questions and answers. This community service aims to ensure that teachers always involve parents in educating children, especially in stimulating children s social-emotional development from an early age. So that children can follow the learning process and behave well to teachers and friends while they are at school. The result of this community service is that parents can understand their role in stimulating the social emotional development of early childhood. Good cooperation between teachers and parents and good role models is very influential in early childhood education. Keyword: stimulation, social emotional, early childhood PENDAHULUAN Minat orang tua untuk memasukan anak semenjak usia dini kelembaga PAUD semakin hari semakin meningkat. Ini semua dikarenakan orang tua sudah banyak menyadari akan arti pentingnya pendidikan yang dimulai semenjak usia dini. Sehingga orang tua berbondong-bondong memasukkan anak kelembaga PAUD yang terdekat dari tempat tinggal. Disamping itu perhatian pemerintahpun semakin hari semakin meningkat terutama dalam memfasilitasi semua kebutuhan anak yang sudah diberikan layanan dilembaga PAUD. Fasilitas yang diberikan pemerintah tidak hanya berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam menstimulasi semua aspek Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Volume 4 No. 2 | Februari 2021 : Hal: 109-115 DOI : https://doi.org/10.36341/jpm.v4i2.1663 Penulis Pertama : Evi Desmariani 110 perkembangan anak usia dini, akan tetapi juga bantuan untuk kesejahteraan pada pendidik yang mengabdi di lembaga PAUD berupa dana insentif sebagai penambah honor pendidik PAUD yang masih belum seimbang dengan tanggung jawab yang diemban setiap hari. Selain itu juga perhatian pemerintah terhadap arti pentingnya pendidikan anak usia dini ini juga tertuang pada Undangundang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003. Oleh karena itulah kita sebagai guru dan orang tua harus bisa bekerjasama dalam mendidik dan menstimulasi semua aspek perkembangan anak tersebut. Sehingga kedepannya kita bisa menghasilkan SDM yang baik dalam membangun negara yang kita cintai ini. Selama proses pendidikan, orang tua sangat antusias dalam memberikan pelayanan kepada anak untuk siap berangkat kesekolah dan menjemput anak pulang sekolah serta mempersiapkan semua kebutuhan anak yang diminta oleh pihak sekolah termasuk administrasi yang harus dipenuhi. Orang tua mengungkapkan bahwa yang penting baginya anak dimasukkan kelembaga PAUD supaya saat masuk SD nanti anak sudah bisa membaca, menulis dan berhitung serta mengaji. Setelah itu orang tua sibuk dengan pekerjaan masing-masing tanpa menghiraukan seperti apa perkembangan sosial emosionalnya selama berada di sekolah. Guru sebagai pendidik yang profesional sudah ditempa dengan berbagai ilmu pendidikan dan pelatihan-peatihan bagaimana cara yang baik dalam memberikan pelayanan kepada anak selama berada di lembaga PAUD. Walaupun sudah di asah keilmuannya selaku manusia tentu punya batas kemampuan dalam memberikan pelayanan jika anak yang dilayani di lembaga PAUD banyak memperlihatkan perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan perkembangannya, seperti: suka mengganggu teman, suka meribut saat proses pembelajaran, suka memukul teman dan lain sebagainya. Seharusnya pada usia 5-6 tahun ini perkembangan sosial emosional anak sudah berkembang sesuai tahap-tahap perkembangannya. Akan tetapi dengan bertambahnya usia serta anak tumbuh dan berkembang distimulasi oleh lingkungan, maka sosial emosional anak sangat dipengaruhi juga oleh lingkungan terutama lingkungan keluarga. Untuk itu keluarga harus bisa memberikan pelayanan yang tepat pada anak terutama dalam perkembangan sosial emosional yang berujung pada pembentukan perilaku anak kearah yang lebih baik. Orang tua harus mampu memperlihatkan sikap sosial dan emosi yang baik sebagai model bagi anak dalam berperilaku. Sejak lahir manusia memiliki salah satu potensi dan akan berkembang sesuai dengan lingkungannya yang disebut dengan emosi[1]. Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi. Emosi merupakan suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku[2]. Berdasarkan definisi tersebut kita dapat memahami bahwa emosi merupakan suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku. Perkembangan tingkah laku pada anak dimana anak diminta untuk menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat disebut perkembangan sosial[3]. Perkembangan sosial juga merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial yang sangat bergantung pada individu anak, peran orang tua, dan lingkungan masyarakat[4]. Anak usia dini memiliki sifat egosentris dimana anak lebih mementingkan dirinya sendiri karena ia cendrung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang mereka sendiri[5]. Hal ini menyebabkan mereka memiliki prilaku seperti berebut alat mainan, menangis jika kehendaknya tidak dituruti, Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Volume 4 No. 2 | Februari 2021 : Hal: 109-115 DOI : https://doi.org/10.36341/jpm.v4i2.1663 Penulis Pertama : Evi Desmariani 111 memaksakan sesuatu kepada orang lain dsb. Awal perkembangan sosial pada anak tumbuh dari hubungan anak dengan orang tua atau pengasuh dirumah terutama anggota keluarganya. Anak mulai bermain bersama orang lain yaitu keluarganya. Tanpa disadari anak mulai belajar berinteraksi dengan orang diluar dirinya sendiri yaitu dengan orang-orang disekitarnya. Interaksi sosial kemudian diperluas, tidak hanya dengan keluarga dalam rumah namun mulai berinteraksi dengan tetangga dan tahapan selanjutnya ke sekolah. PAUD Terpadu Hauriyyah Halum merupakan salah satu PAUD yang berada di kota Padang. Sebagian besar orang tua memasukkan anaknya ke PAUD Terpadu Hauriyyah Halum dikarenakan ingin membekali anaknya pandai membaca, menulis, dan berhitung agar siap masuk SD. Orang tua tidak memperdulikan bagaimana perilaku anaknya di sekolah seperti suka memukul teman, mengganggu teman, tidak mau antri, meribut bahkan berkata-kata tidak baik. Hal ini menyebabkan para guru PAUD merasa kewalahan dalam menghadapi perilaku anak didiknya, padahal butuh kerjasama antara pihak guru dan wali murid dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia dini. Oleh karena itu perlu diadakan penyuluhan kepada orang tua maupun guru PAUD tentang bagaimana keterlibatan orang tua dilembaga PAUD dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia dini. Penyuluhan serupa telah dilaksanakan oleh Rani dkk terhadap penanganan anak berkebutuhan khusus[6], Sufa dkk untuk mengoptimalisasi peran orang tua dalam mengembangkan potensi PAUD[7], dan Fahruddin dkk dalam bentuk pelatihan program parenting untuk meningkatkan profesionalisme guru PAUD di Kota Mataram[8]. Untuk itu perlu dilaksanakan pengabdian berupa penyuluhan di sekolah PAUD Terpadu Hauriyyah Halum Kota Padang dengan tujuan agar baik guru PAUD maupun orang tua dapat menjalankan perannya masing-masing dan berkerjasama dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia dini. METODE PELAKSANAAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan yang diberikan kepada guru dan orang tua anak di PAUD Terpadu Hauriyah Halum dalam bentuk 2 metode, yaitu 1. Metode Ceramah Dimana dalam penyuluhan nara sumber menyajikan bahan pengajaran atau materi melalui penerangan dan penuturan lisan oleh pemateri tentang suatu topik materi kepada peserta secara langsung. Penggunaan metode ini disertai dengan penggunaan media seperti laptop dan LCD agar kompetensi dan indikator ketercapaian materi dapat dicapai sehingga peserta memiliki pemahaman dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari[9]. Adapun materi yang diberikan kepada peserta berkaitan dengan bentuk kerjasama guru dengan orang tua dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia dini seperti dibawah ini. a. Pelibatan orang tua pada program sekolah dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia dini. b. Pengaruh pendidikan keluarga terhadap perkembangan sosial-emosional anak c. Cara menstimulasi perkembangan sosial-emosional anak 2. Metode Tanya Jawab Dimana nara sumber menggunakan/memberikan pertanyaan kepada peserta dan peserta menjawab atau sebaliknya tentang materi yang telah disampaikan. Metode tanya jawab dapat Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Volume 4 No. 2 | Februari 2021 : Hal: 109-115 DOI : https://doi.org/10.36341/jpm.v4i2.1663 Penulis Pertama : Evi Desmariani 112 meningkatkan keaktifan peserta, kemampuan berpikir kritis sehingga suasana terasa lebih hidup. Selain itu, metode ini dapat memberikan pengalaman dan masukan baik bagi pemateri maupun