Archive | 2019

Pengaruh Konsentrasi Pelarut Dan Nisbah Bahan Baku Dengan Pelarut Terhadap Ekstraksi Kunyit Putih (Curcuma Zedoria (Christm Roscoe))

 
 
 
 

Abstract


Indonesia merupakan Negara terbesar setelah Brazil yang kaya akan tanaman obat, kaya keanekaragaman hayati terbesar\xa0kedua di dunia dengan lebih dari 30 ribu spesies tanaman berkhasiat sekitar 180 spesies diantaranya yang telah\xa0dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional oleh industri obat tradisional Indonesia. Kunyit putih (Curcuma\xa0zedoaria(Christm.)Roscoe) merupakan salah satu tanaman berkhasiat dapat diolah menjadi pengobatan herbal memiliki\xa0kandungan kurkuminoid. Kurkuminoid yang terdapat pada kunyit putih dapat diperoleh dengan proses ekstraksi metode\xa0sokletasi. Penelitian ini bertujuan untuk menetukan faktor-faktor yang paling berpengaruh pada proses ekstraksi\xa0kurkuminoid yaitu konsentrasi pelarut, nisbah kunyit putih dengan pelarut dan lama waktu ekstraksi. Kunyit Putih\xa0diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% dan 96%, dengan perbandingan nisbah bahan baku dengan pelarut 1:6 dan\xa01:8. Rimpang kunyit putih diekstrak dengan variasi selama 5, 9, 13 dan 17 jam. Parameter yang akan diteliti antara lain\xa0%yield, kadar kurkuminoid , konentrasi kurkumin dan uji metabolit sekunder. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh yield\xa0terbesar 12,56 % waktu 13 jam, konsentrasi terbesar 0,3290 ppm pada waktu 17 jam dengan pelarut etanol 1:8\xa0konsentrasi 96%. Faktor paling berpengaruh terhadap perolehan yield interaksi antara konsentrasi dengan nisbah bahan\xa0baku dan produk pada konsentrasi 70% dan nisbah bahan baku pelarut 1:6. Faktor berpengaruh nyata terhadap perolehan\xa0konsentrasi kurkumin waktu ekstraksi dengan lama ekstraksi 17 jam. Senyawa metabolit sekunder dalam kunyit putih\xa0 mengandung flavonoid.

Volume 3
Pages 41-45
DOI 10.36601/JURNAL-MIGASIAN.V3I1.65
Language English
Journal None

Full Text