HEALTH CARE : JURNAL KESEHATAN | 2021

ANALISIS POLA HIDUP DAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYUNG SEKAKI

 

Abstract


ANALISIS POLA HIDUP DAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYUNG SEKAKI \n\xa0 \n1Iis Dian Saviqoh, 2Yesi Hasneli, 3Nopriadi \n1Fakultas Keperawatan Universitas Riau \nEmail : [email protected] \n2 Fakultas Keperawatan Universitas Riau \nEmail : [email protected]\xa0 \n3 Fakultas Keperawatan Universitas Riau \nEmail : [email protected] \n\xa0 \nABSTRAK \n\xa0 \nDiabetes Melitus (DM)adalah penyakit metabolik dengan ciri kadar gula darah yang tinggi. DM tipe 2 paling sering diderita. Peyebabnya karena pola hidup yang tidak sehat, beberapa upaya untuk mengurangi faktor pemicu seperti mengatur pola makan, kontrol berat badan, berolahraga, pantau gula darah, diet yang terarah, gizi sehat dan seimbang. Selain itu, dukungan keluarga juga mempengaruhi kualitas hidup pasien DM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pola hidup (pola makan, aktivitas fisik) dan dukungan keluarga pada penderita DM tipe 2. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini 131 orang penderita yang diambil berdasarakan kriteria inklusi menggunakan purposive sampling. Hasil: Penderita terbanyak umur yaitu 56-65 tahun (36,6%) dan banyak diderita laki-laki yaitu (52,7%), responden yang mengalami komplikasi (91,6%) dan banyak diderita oleh laki-laki (99,9%) sedangkan jenis komplikasi yaitu kebas (nefrophaty perifer) (69,5%). pola hidup penderita menunjukkan pola hidup baik (81,7) dan dukungan keluarga menunjukkan dukungan keluarga baik (98,5). Kesimpulan: Pola hidup yang baik dapat juga dipengaruhi oleh dukungan keluarga yang baik sehingga membuat penderita semakin bersemangat untuk menerapkan pola sehat dalam kehidupan sehari-hari. \n\xa0 \nKata Kunci:Diabetes Melitus, Pola Hidup, Dukungan Keluarga \n\xa0 \nABSTRACT \n\xa0 \nDiabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by high blood sugar levels. Type 2 DM is the most common. The reason is due to an unhealthy lifestyle, several attempts to reduce trigger factors such as regulating diet, weight control, exercising, monitoring blood sugar, directed diet, healthy and balanced nutrition. In addition, family support also affects the quality of life of DM patients. The purpose of this study was to describe the pattern of life (diet, physical activity) and family support in patients with type 2 diabetes. This research method used descriptive analytic with cross sectional design. The sample of this study was 131 patients who were taken based on the inclusion criteria using purposive sampling. Results: Most patients were aged 56-65 years (36.6%) and mostly suffered by men (52.7%), respondents who experienced complications (91.6%) and most suffered by men (99, 9%) while the type of complication is numbness (peripheral nephropathy) (69.5%). The patient s lifestyle showed a good lifestyle (81.7) and family support showed good family support (98.5). Conclusion: A good lifestyle can also be influenced by good family support so that it makes sufferers more enthusiastic to apply healthy patterns in daily life. \n\xa0 \nKeywords: Diabetes Mellitus, Lifestyle, Family Support \nReferensi: 54 (2010-2020) \n\xa0 \nPENDAHULUAN \nDiabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik dengan ciri kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemik) (Pramukamto et al., 2018). Tanda dan gejala yang umum sering dirasakan pada penderita dengan gula darah tinggi adalah banyak kencing (polyuria), mudah haus (polydipsia) dan mudah lapar (polyphagia). Bila ini dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi baik secara akut maupun kroik, yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap DM. Komplikasi DM yang paling sering adalah hiperglikemia dan koma diabetik (Susilo & Wulandari, 2011). \nMenurut Sutedjo (2016) Kematian penderita DM lebih banyak disebabkan oleh komplikasi daripada oleh penyakitnya sendiri sehingga, Diabetes melitus merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir (WHO Global Report, 2016). \nWHO (World Health Organitation) memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di dunia dari 463 juta pada tahun 2019 menjadi 700 juta juta pada tahun 2045 naik menjadi 51% (WHO, 2019). International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Dengan angka tersebut Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik dua peringkat dibandingkan data IDF tahun 2013 yang menempati peringkat ke-7 dunia ( PERKENI, 2015). \nBerdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) yang menunjukkan prevalensi diabetes melitus pada penduduk dewasa Indonesia sebesar 6,9% di tahun 2013, dan melonjak pesat ke angka 8,5% di tahun 2018. Diabetes melitus di Provinsi Riau berada di urutan 15 untuk penyakit tidak menular (PTM) dengan kenaikan 1,0 persen (2013) menjadi 1,9 persen (2018). Sedangkan pada tahun 2019 terjadi peningkatan pravelensi DM menjadi urutan ketiga dari 10 penyakit terbesar di Kota Pekanbaru setelah Hipertensi. \nData terbaru yang didapatkan dari Dinas Kota Pekanbaru 2019, distribusi kasus diabetes melitus di Puskesmas se-kota Pekanbaru berdasarkan tempat diabetes melitus Tipe 2 tertinggi terdapat di Puskesmas Payung Sekaki sebesar 207 penderita. Jumlah distribusi kunjungan di puskesmas payung sekaki dari bulan Agustus 2019 sampai Agustus 2020 sebesar 540 penderita diabetes melitus. \nSecara umum Diabetes melitus dibagi menjadi tiga, yaitu tipe 1, 2 dan gestasional (terjadi saat kehamilan). DM tipe 1 dulu disebut Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM), diabetes yang bergantung pada insulin. Faktor penyebabnya adalah virus atau reaksi auto-imun (rusaknnya sistem kekebalan tubuh) yang merusak sel-sel penghasil insulin, yaitu sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin. Diabetes tipe ini biasanya mengenai anak-anak dan remaja. Sedangkan, DM tipe 2 disebut diabetes life style karena selain faktor keturunan, disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Diabetes tipe 2 tidak bergantung insulin karena pankreas masih menghasilkan insulin tetapi insulin yang diproduksi, jumlahnya tidak mencukupi\xa0 dan kerja insulin tidak efektif karena adanya hambatan pada insulin yang disebut resistensi insulin (Nurrahmani, 2015). \nSebenarnya resistensi insulin mendahului terjadinya penurunan produksi insulin. Selama resistensi insulin belum diperbaiki pankreas harus bekerja keras menghasilkan insulin sebanyak-banyaknya untuk dapat menggempur resistensi tersebut agar gula juga bisa masuk. Namun karena gejalanya minim, maka semakin lama pankreas tidak mampu memproduksi insulin. Faktor pemicu resistensi insulin adalah kegemukan, kurang bergerak, dan terlalu banyak makan dengan gizi yang tidak seimbang (Nurrahmani, 2015). \nUpaya untuk mengurangi faktor pemicu tersebut diperlukan pencegahan seperti mengatur pola makan, kontrol berat badan, tidur cukup, berolahraga, pantau gula darah, manajemen stress, batasi komsumsi garam, berhenti kebiasaan merokok, diet yang terarah, gizi sehat dan seimbang (Susilo Y, Wulandari A. 2011). \nHal diatas sesuai dengan penelitian Dafriani (2017), di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang diketahui bahwa kejadian DM lebih tinggi pada responden dengan pola makan yang tidak baik yaitu 27 responden (51,9%) dibandingkan yang memiliki pola makan yang baik yaitu 12 responden (29,3%). Sedangkan, pada aktivitas fisik diketahui bahwa kejadian DM lebih tinggi pada responden dengan aktifitas fisik yang ringan yaitu 26 responden (53,1%) dibandingkan yang memiliki aktifitas fisik berat yaitu 13 responden (29,5%). \nSelain itu, dukungan keluarga juga mempengaruhi kualitas hidup penderita DM tipe 2 ini sesuai dengan penelitian Retnowati et.al (2015) di Puskesmas Tanah Kalikedinding didapatkan bahwa mayoritas responden yang menyatakan puas terhadap kualitas hidupnya adalah responden yang memperoleh dukungan baik dari keluarga sebesar 85,2%. \nHasil survey awal di Puskemas Sidomulyo dari 5 penderita di dapatkan bahwa 2 penderita mengatakan dapat mengatur pola makan dan rutin berolahraga seperti jalan pagi bersama keluaga di sekitaran komplek perumahan, 1 penderita mengatakan tidak mampu mengatur pola makan karena karena istrinya selalu masak makanan kesukaannya tetapi selalu berolahraga di sore hari bersama anaknya, 2 penderita mengatakan tidak mampu mengatur pola makan dan jarang melakukan aktivitas fisik seperti jalan pagi ataupun sore hari. \nSehubungan hal di atas dapat diketahui bahwa pola hidup dan dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik. Perubahan pola hidup dan dukungan keluarga\xa0 dalam perilaku hidup sehat seperti pola makan yang tidak baik, kurang olahraga, serta kebiasaan-kebiasaan tidak sehat merupakan penyebab diabetes melitus. Usia subjek berada dalam rentang usia dewasa madya pada umumnya selalu mengikuti setiap adanya perubahan terutama perubahan mengenai pola hidup. Langkah tersebut dapat dimulai dengan menggali permasalahan penelitian tentang pola hidup penderita Diabetes Melitus tipe 2 dengan judul yaitu “Analisis pola hidup dan dukungan keluarga pada penderita DM tipe 2 di wilayah kerja puskesmas payung sekaki” yang mencangkup pola makan, aktivitas fisik seperti olahraga dan dukungan keluarga yang sangat membantu penderita untuk hidup sehat. \n\xa0 \nTUJUAN PENELITIAN \nUntuk mengetahui gambaran pola hidup (pola makan, aktivitas fisik) dan dukungan keluarga pada penderita DM tipe 2. \n\xa0 \nMANFAAT PENELITIAN \nHasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pendidikan keperawatan mengenai analisis pola hidup dan dukungan keluarga pasien DM tipe 2. \nMETODE PENELITIAN \nJenis penelitian yang digunakan merupakan deskriptif analisis menggunakan cross sectional. Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru pada tanggal 29 Jan

Volume None
Pages None
DOI 10.36763/healthcare.v10i1.116
Language English
Journal HEALTH CARE : JURNAL KESEHATAN

Full Text