Archive | 2019
Pengaruh Lapisan Penutup Pada Lendutan Pelat yang didukung Tiang dalam Uji Dua Dimensi
Abstract
ABSTRACT Subgrade in some areas of Indonesia has a very low soil bearing capacity. To overcome the problem, ground can be covered by subbase with using Nailed-slab System which is supported by mini concrete pillars. Soil material can be modeled in a pile of aluminum cylinders as a covering layer and a bamboo stick as a subgrade. Plates and pillars which are used in Nailed-slab System are made of fiberglass material with the thickness is 0.5 cm. The length of the plate (B) consists of 4 kinds, while the length of the pillar (L) consists of 3 variations. The numbers of pillar variations in this experiment consists of 1 to 4 pillars with the spacing of inter pillar is (s) = 10 cm. The load placement of the Nailed-slab System is done centrically and edge. The results showed that the installation of the pillar had a major effect in reducing the plate deflection and increasing the value of the soil reaction modulus (k). The number of pillars which are set to 4 are capable of reducing the deflection greater than the fewer set number of\xa0 pillars (2 pillars). The minimum deflection occurring on flat ground due to centric loading can be reduced by 11.73%, while in the embankment land is 9.3%. As a result of edge loading, the number of 4 pillars on flat ground is capable of reducing the minimum deflection up to 9.09% more than 2 pillars. In soil embankment due to reduced deflection edge loading up to 7.91% more than 2 pillars. The comparison of the observed deflection was greater than Beam on Elastic Foundation (BoEF) program calculation results. Keywords : Nailed-slab System, subgrade reaction modulus (k), deflection, BoEF ABSTRAK Tanah dasar di beberapa daerah Indonesia mempunyai kuat dukung tanah yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut maka tanah dasar dapat dihamparkan lapis penutup dan digunakan Sistem Pelat Terpaku yang didukung oleh tiang-tiang beton mini . Material tanah dimodelkan dalam bentuk tumpukan silinder aluminium sebagai lapisan penutup dan lidi bambu sebagai tanah dasar (subgrade) . P elat dan tiang yang digunakan dalam Sistem Pelat Terpaku terbuat dari bahan fiberglass dengan ketebalan bahan yaitu 0,5 cm .Ukuran panjang pelat (B) terdiri dari 4 macam , sedangkan panjang tiang (L) terdiri dari 3 variasi. Variasi jumlah tiang dalam pengujian ini terdiri dari 1 tiang sampai 4 tiang dengan jarak antar tiang (s) = 10 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasangan tiang memberikan pengaruh y ang besar dalam mereduksi defleksi pelat dan meningkatkan nilai modulus reaksi tanah dasar (k). Jumlah tiang 4 mampu mereduksi defleksi lebih besar dari jumlah tiang yang lebih sedikit (2 tiang) . Defleksi minimum yang terjadi pada tanah datar a kibat pembebanan sentris mampu tereduksi sebesar11,73 % ,s edangkan pada tanah timbunan sebesar 9,3 %. Akibat pembebanan tepi, jumlah 4 tiang di tanah datar mampu mereduksi defleksi minimum sebesar 9,09 % dibandingkan dengan 2 tiang . P ada tanah timbunan akibat pembebanan tepi defleksi tereduksi sebesar 7,91 % dibandingkan dengan 2 tiang. Perbandinga n defleksi hasil pengamatan yang dilakukan lebih besar dibandingkan dengan defleksi hasil analisis perhitungan program BoEF (Beam on Elastic Foundation) . Kata kunci :Sistem Pelat Terpaku, modulus reaksi tanahdasar(k), defleksi, BoEF