Archive | 2019

KORELASI GLUKOSA DAN KETON DARAH PADA PASIEN UNIT GAWAT DARURAT DAN RAWAT INAP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSAU DR. ESNAWAN ANTARIKSA JAKARTA

 
 
 

Abstract


Secara epidemiologi diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi\xa0 DM\xa0 tertinggi terdapat di Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%) dan Sulawesi Utara (2,4%). Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang menyebabkan gangguan pada metabolisme, disebabkan kurangnya produksi insulin yang diperlukan dalam proses perubahan glukosa menjadi energi. Ketika tubuh tidak memiliki cukup glukosa, hati mengubah lemak menjadi keton. Berlebihnya keton yang ada di dalam darah disebut ketosis. Diabetes melitus tipe 2 paling banyak ditemukan di masyarakat. Terjadinya ketosis dan kemudian asidosis dapat menyebabkan kegawatan pada penyandang DM (ketoasidosis). Tujuan\xa0 dilakukannya penelitian ini\xa0 untuk mengetahui tingkat ketoasidosis pada pasien DM tipe 2 di unit gawat daraurat (UGD) dan rawat inap sehingga penanganannya dapat lebih tepat. Metode yang dilakukan yaitu\xa0 observasi potong lintang, subyek penelitian sebanyak 86 orang DM tipe 2 di UGD dan rawat inap berdasarkan rekam medik. Hasil\xa0 yang\xa0 diperoleh korelasi lemah (r= 0,352, p= 0,007) pada pasien UGD dan korelasi cukup (r= 0,570, p= 0,001) pada pasien rawat inap. Pada pasien UGD tidak mengalami ketoasi\xa0 dosis berat dibandingkan dengan pasien rawat inap, antara lain berhubungan dengan durasi patofisiologi. Kesimpulan dan Saran yaitu pasien rawat inap harus dilakukan penatalaksanaan ketoasidosis yang lebih tepat.\xa0 Kata Kunci: DM tipe 2, Glukosa, Keton, Ketoasidosis

Volume 10
Pages 228-234
DOI 10.37012/jik.v10i2.59
Language English
Journal None

Full Text