Archive | 2019

Pengembangan Pembelajaran Literasi Membaca untuk Meningkatkan Daya Baca Siswa

 

Abstract


Abstrak PISA mengukur kemampuan siswa dalam bidang literasi yakni literasi matematika, literasi sains, dan literasi membaca. Kurun waktu 2012-2015, literasi membaca hanya naik 1 poin dari 396 poin menjadi 397 poin. Karakter soal PISA yang menggunakan HOTS menjadi kendalanya. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa siswa di Indonesia memiliki daya baca yang masih relatif rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran literasi membaca yang mampu meningkatkan daya baca siswa, dengan memaksimalkan peran pustakawan. Teori yang digunakan adalah teori pembelajaran literasi membaca, peningkatan daya baca dan kemampuan membaca, bacakilat, membaca kritis, dan peran pustakawan. Metode penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan. Sumber data dari kajian pustaka, pembuatan desain dan analisis data dengan mengkolaborasikan teori-teori, serta validasi desain dengan berdiskusi dengan Guru Bahasa Indonesia. Revisi dilakukan menurut hasil diskusi. Uji coba produk dengan melakukan pre-test , pembelajaran, post-test pada sampel 50 orang. Pengambilan sampel melalui purposive sampling . Pre-test dan post-test menggunakan soal Bahasa Indonesia untuk tryout PISA dari Puspendik. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan desain pembelajaran literasi membaca terdapat pada perluasan skemata dengan mengajarkan teknik membaca bacakilat dan membaca kritis. Dari uji coba produk didapatkan data 41 orang mengalami kenaikan skor, 9 orang mengalami penurunan skor. Kenaikan skor tertinggi 29.34, penurunan skor tertinggi 19.90, dan rata-rata kenaikan skor adalah 9.00. Berdasarkan hasil ujicoba produk, desain pengembangan berhasil meningkatkan skor yang dalam hal ini mewakili daya baca. Peran pustakawan dalam pembelajaran literasi membaca adalah sebagai administrator, manajer, supervisor, edukator, dan motivator. Abstract The program for International Student Assessment (PISA) measures students’ abilities in the field of literacy namely mathematical literacy, scientific literacy, and reading literacy. During 2012-2015, literacy reading only rose 1 point from 396 points to 397 points, the character of the PISA question that used HOTS was the problem. These results indicated that students in Indonesia have a relatively low reading habit. This study aims to develop reading literacy learning that is able to improve students’ reading habit, by maximizing the role of librarians. The theory used is literacy learning, reading habit, critical reading, and librarian roles. The research used research development methods. The data obtained from literature review. The data designed and analyzed by collaborating theories, while the design validated by discuss with Indonesian Teachers, revisions were made according to the results of the discussion. Product tested by pre-test learning, post-test on a sample of 50 people through purposive sampling. Pre-test and post-test used in Indonesia language questions for PISA tryout obtained from Puspendik. The result shows that the development of reading literacy learning design was in the expansion of the schema by teaching techniques of reading literacy and critical reading. From the product trial data obtained 41 people experienced an increase in scores, 9 people experienced a decrease in scores. The highest score was 29.34, followed by 19.90, and the average score was 9.00. Based on the results of product testing, the development design succeeded in increasing the score which in this case represented the reading habit.

Volume 26
Pages 129-139
DOI 10.37014/MEDPUS.V26I2.184
Language English
Journal None

Full Text