Archive | 2019

PENGEMBANGAN MODUL DETEKSI DINI PEMANTAUAN BALITA STUNTING DI POSYANDU

 
 

Abstract


Prevalensi stunting pada balita yang cenderung meningkat baik pada tingkat kabupaten kota sampai tingkat nasional, hasil Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun tahun 2013 stunting mengalami peningkatan dari 35,6% pada tahun 2010 menjadi 37,2% atau peningkatan sebesar 2,4%, dengan rincian 18,0 % sangat pendek dan 19,2 % pendek. Dampak yang ditimbulkan dari masalah stunting adalah obesitas dan kehilangan IQ point, hasil penelitian oleh University of North Carolina, menemukan bahwa skor IQ anak-anak stunting usia delapan tahun lebih rendah 11 point dibandingkan dengan anak-anak yang tidak stunting. World Health Assembly (WHA) menargetkan pada tahun 2025 penurunan prevalensi balita stunting sebesar 40% dari prevalensi saat ini, untuk mencapai target tersebut semua unsur\xa0 harus dilibatkan semua kabupaten kota sampai pada masyarakat, hususnya kader posyandu. . Sebanyak 53,3 % kader memiliki tingkat pendidikan kader yang mengikuti uji coba modul adalah SMA, dengan usia berkisar antara 31 sampai dengan 60 tahun, 93,3 % kader menilai sesuai antara Judul pokok bahasan dengan isi modul. 73,3% dapat memahami isi dari modul 2. Setelah dilakukan focus group discussion yang merasa sulit dipahami adalah perhitungan umur dengan metode 2, 67,7 % kader posyandu menilai modul sangat penting bagi mereka dan hanya 33,3 % yang mengatakan penting, dan 46,7 % menilai perlu dilaksanakan deteksi dini kejadian stunting di Posyandu.

Volume 1
Pages 72-80
DOI 10.37160/emass.v1i1.192
Language English
Journal None

Full Text