Archive | 2021

Konsep Hidup Kekal Menurut Pandangan Dunia Etnis Baliem, Papua Sebagai Potensi dan Krisis Bagi Kontekstualisasi Injil

 

Abstract


This study reveals the Baliem ethnic concept of eternal life and how it relates to contextual gospel preaching (both potential and crisis). The study was conducted using a qualitative approach with a participant observer method supported by a study of a variety of relevant literature with a discussion of the concept of eternal life of Baliem people in Papua. As for the Baliem Society, Papua with a background of traditional societies with a worldview of animism has an eternal view of life which is lived out as an ideal situation and condition in the Nabelan-Kabelan myth and an ideal person or figure in the Naure kul myth. Through this view of eternal life, there is a meeting point and difference with the gospel message and Bible values. Because it is possible to be able to advocate and implement a contextual evangelistic approach for the Baliem people in Papua by touching and empowering their cultural values, Thus the Gospel and Christianity are not just a history or monument but are still present and change society while still paying attention to the integrity of the socio-cultural context, especially the people of Baliem, Papua. ABSTRAK Studi ini mengungkapkan konsep etnis Baliem mengenai “hidup kekal” dan bagaimana kaitannya dengan pemberitaan Injil yang kontekstual (baik potensi maupun krisis). Penelitian dilaksanakan dengan\xa0 pendekatan kualitatif melalui metode pengamatan partisipan yang didukung dengan kajian kepada beragam literatur yang relevan dengan pembahasan mengenai konsep hidup kekal orang Baliem di Tanah Papua. Masyarakat Baliem, Papua dengan latar belakang masyarakat tradisional dengan pandangan dunia animisme memiliki pandangan hidup kekal yang dihayati sebagai “situasi dan kondisi yang ideal” pada mitos atau legenda Nabelan-Kabelan dan “pribadi atau sosok yang ideal” dalam legenda Naurekul . Melalui pandangan mengenai hidup kekal seperti ini, maka terdapat “titik temu” maupun “perbedaan” dengan berita Injil dan nilai-nilai Alkitab. Karena itu memungkinkan untuk dapat menganjurkan dan melaksanakan pendekatan kontekstualisasi Injil bagi etnis Baliem di Papua dengan menyentuh, memanfaatkan dan memberdayakan nilai budaya etnis Baliem, Dengan demikian Injil maupun kekristenan bukan hanya akan menjadi sejarah atau monumen namun akan tetap hadir dan mengubahkan masyarakat dengan tetap memperhatikan keutuhan konteks sosial budaya, khususnya etnis Baliem, Papua.

Volume 5
Pages 51-66
DOI 10.46445/EJTI.V5I1.333
Language English
Journal None

Full Text